Desain Istana IKN Dikritik Arsitek, Ini Jawaban Menohok Nyoman Nuarta

Desain Istana IKN Dikritik Arsitek, Ini Jawaban Menohok Nyoman Nuarta

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 21 Feb 2022 13:03 WIB
Nyoman Nuarta GWK
Foto: Nandang Astika/detikTravel
Jakarta -

Nyoman Nuarta sempat mendapatkan kritikan dari beberapa pihak, terutama kalangan arsitek terkait desain Kawasan Istana di Ibu Kota Negara (IKN) baru, di Kalimantan Timur. Kumpulan Arsitek yang tergabung dalam Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sempat mengomentari soal perancang dalam hal ini, profesi perancang istana yang seorang perupa, bukan arsitek.

Nyoman menegaskan, dalam merancang desain kawasan istana negara di IKN, dipersiapkan secara matang. Bahkan dia mengaku tidak sendirian. Nyoman mengatakan telah melibatkan sekitar 70 orang yang terdiri dari para ahli. Oleh sebab itu dirinya dan tim tidak hanya memikirkan estetika dari desain istana negara di IKN ini.

"Jadi basic desain ini sudah melibatkan ahli-ahli. Jadi ada 70 orang yang terlibat, ada profesor dokter, ahli struktur, ahli green building, ahli jalan, ahli jembatan," katanya dalam program Ask d'Boss detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tim ini saya yang usulkan, orang orang termasuk landscape, juga studi green building, ini kan berkaitan dengan panas dinginnya di sana. Kita ingin membuat gedung ini nyaman. Jadi orang-orang yang tidak paham bekerja membangun proyek yang besar, jadi dia pikir saya semua," tambahnya.

Ia mencontoh salah satu hal diperhitungkan dalam mendesain kawasan istana negara di IKN. Misalnya, kualitas tanah dan mekanika tanah di wilayah yang akan dijadikan kawasan istana negara.

ADVERTISEMENT

"Tanah itu macam-macam, yang berbahaya di sana itu ada serpihan batuan tanah liat keras sekali, tapi kalau kena air dia meleleh mengembang. Ini harus kita hindari," jelasnya.

Nyoman mengaku telah mempersiapkan berbagai hal dalam mendesain kawasan istana di IKN, meski waktu yang diberikan hanya 10 hari dalam sayembara. Desain yang diminta pun dalam sayembara ini ada 12 desain.

"Waktu kita paparan, maaf nih cuma kita yang lengkap, ini boleh tanya ke Menterinya, kita yang lengkap. Bukan sekedar sketsa, konsep ada, gambar ada, bahkan video. Memang tidak sempurna namanya juga 10 hari tapi kita memperlihatkan kemampuan kita. Itu penting," ucapnya.

"Makanya agak aneh saya dengar arsitek mau buat Undang-undang arsitek, saya pikir bingung banget saya. Saya pikir undang-undang itu akan membatasi kreativitas. Ini seperti mau menjegal jegal orang gitu loh," tambahnya.

Tonton juga Video: Nyoman Nuarta: Menangkis Badai Kritik Desain Istana IKN

[Gambas:Video 20detik]



Menurutnya, rencana pembuatan Undang-undang tersebut bisa membuat pengkotak-kotakan dan membatasi kreativitas. Nyoman menjelaskan, pada tahun 1976 dirinya dengan grup seni rupa pernah menolak adanya pembatasan kreativitas melalui 'isme-isme'.

"Terus ada pengkotakan-pengkotakan itu kita sikat itu. Itulah apa yang Anda lihat sekarang seni rupa sekarang luar biasa kebebasannya kreativitasnya, itu seniman Indonesia. Itu usaha kita tahun itu berapa tahun lalu. Masa sekarang arsitek kita masih seperti itu itu, membatas-batasi diri," ungkapnya.

Jadi, Nyoman bilang dalam mendesain sebuah kawasan atau gedung tentunya harus melibatkan berbagai ahli. Misalnya ahli struktur, gempa dan segala macamnya sudah belum.

"Ini bukannya saya menggurui tetapi begitu seharusnya. Jangan mau bikin undang-undang, maksudnya mau membatas-batasi seorang," imbuhnya.

Nyoman juga menepis isu yang menuduh dirinya telah lama kenal dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia mengaku baru kenal Jokowi beberapa tahun belakangan ini dan baru berkesempatan berbincang saat sudah terpilih dalam sayembara desain IKN.

Nyoman bercerita, perkenalan pertamanya saat dikenalkan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi sekitar tahun 2018.

"Baru kenal. Jadi isu yang dituduhkan kepada saya Nyoman Nuarta jelas yang dipilih karena tim suksesnya Pak Jokowi, katanya. Itu berat banget, ya tapi nggak apa apa," pungkasnya.


Hide Ads