Ada Opsi Saweran Donasi, Berapa Sih Biaya Bangun Ibu Kota Nusantara?

Ada Opsi Saweran Donasi, Berapa Sih Biaya Bangun Ibu Kota Nusantara?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 28 Mar 2022 17:00 WIB
Jokowi Pindahkan Ibu Kota
Foto: Ilustrasi: Zaki Alfarabi
Jakarta -

Ada opsi baru dalam rangka mencari pendanaan untuk ibu kota negara (IKN) Nusantara. Opsi itu adalah penerapan sistem crowdfunding alias saweran dari masyarakat.

Menurut Badan Otorita IKN NUsantara sistem pendanaan yang satu ini menjadi salah satu alternatif pendanaan ibu kota baru. Program pendanaan saweran bisa menjadi kesempatan dan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan mempunyai rasa memiliki di IKN Nusantara.

Perlu diketahui juga sistem ini tidak berlandaskan atas kewajiban, tidak ada upaya pemaksaan yang dilakukan bagi masyarakat untuk ikut serta. Lalu berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk membangun IKN?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam catatan detikcom, Presiden Joko Widodo sendiri sudah mengatakan dalam perhitungan sementara pembangunan IKN Nusantara butuh biaya hingga Rp 466 triliun. Dana itu, berasal dari berbagai sumber. Penggunaan anggaran negara yang bersumber dari APBN ditargetkan hanya akan memegang porsi 19-20%.

Selain APBN, anggaran pembangunan IKN dapat berasal dari kemitraan pemerintah dengan swasta atau Public Private Partnership (PPP), lalu Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), maupun dengan skema-skema lainnya yang memungkinkan.

ADVERTISEMENT

"Hitungan sementara Rp 466 triliun, itu kurang lebih 19-20% itu nanti berasal dari APBN, dan sisanya bisa dari PPP, berasal dari KPBU, berasal bisa dari murni investasi sektor swasta, bisa juga dari BUMN, atau bisa juga menerbitkan obligasi publik, semua bisa dilakukan," papar Jokowi dalam sebuah tayangan di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/3/2022).

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Awalnya, pembangunan IKN sendiri sudah memiliki investor. Hal itu didapatkan dari Softbank melalui lembaga investasi Vision Fund-nya. Menurut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan lembaga itu rencananya akan ikut menampung dana dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Namun, pembentukan lembaga itu justru berhenti di tengah jalan. Akhirnya, Softbank gagal masuk ke dalam investasi. Padahal diperkirakan komitmen investasi dari lembaga tersebut bisa mencapai US$ 100 miliar.

"Dia kan bikin Vision Fund kan, US$ 100 miliar komitmennya. Harusnya kan masuk itu dari Abu Dhabi (UEA) dan Arab Saudi. Karena dia punya masalah, Vision Fund-nya collapse. Ya nggak jadi. Nggak masuk ke kita," ungkap Luhut kepada wartawan di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2022).

Sekarang justru Luhut mengatakan daripada lewat Softbank, lebih baik investasi Arab Saudi dan UEA masuk langsung ke Indonesia. Pemerintah sendiri sudah aktif menjalin lobi-lobi dengan dua negara besar di timur tengah itu.

"Sekarang kita harapkan Vision Fund dari Abu Dhabi dan Saudi itu bisa masuk nggak usah lewat SoftBank lagi," ujar Luhut.

Bahkan kini, UEA pun sudah menyatakan komitmen akan masuk ke dalam investasi IKN lewat lembaga SWF Indonesian Investment Fund (INA).

"Ndak ada urusan itu, dia itu masalah dia. Murni masalah dia. Kita sudah dapatkan US$ 20 miliar dari UEA kan. Itu masuk nanti lewat Indonesian Investment Fund," ungkap Luhut.


Hide Ads