Kata Penghuni Tinggal di Rumah DP Rp 0 Anies Meski Dekat Kuburan

Kata Penghuni Tinggal di Rumah DP Rp 0 Anies Meski Dekat Kuburan

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 28 Jun 2022 10:04 WIB
Pemprov DKI Jakarta mengubah batas penghasilan tertinggi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kini Orang berpenghasilan Rp 14 juta masuk kriteria pembeli rumah DP Rp 0.
Foto: Rumah DP Rp 0 Pondok Kelapa/Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Penghuni rumah DP Rp 0 Samawa di Pondok Kelapa mengaku senang tinggal di rusunami tersebut. Mereka senang meski pemandangan sekitar rusun tak biasa, yaitu kuburan.

Bangunan kokoh dengan tinggi mencapai 21 lantai itu ramai terisi oleh para penghuni. Bangunan tersebut berdiri di belakang TPU Pondok Kelapa.

Meski bangunan tersebut berada tepat di sisi TPU, hal ini tidak menyurutkan minat masyarakat untuk membeli hunian yang menawarkan program DP 0 rupiah dari Pemprov DKI itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebut saja Wilda, salah satu penghuni baru di Menara Samawa. Dirinya yang belum genap 1 bulan menempati unit apartemen studio di gedung tersebut mengaku tidak masalah dengan lokasinya itu.

"Karena sudah sering ke sini dan nginep di sini juga (ke tempat adiknya), jadi sudah terbiasa juga. Sejauh ini enak dan aman-aman saja ya. Nggak pengaruh juga kondisi di sebelah kuburan," ujarnya seraya tertawa.

ADVERTISEMENT

Ditambah lagi, program DP Rp 0 lah yang membuatnya semakin mantap untuk mengambil salah satu unit di rusunami ini. Dia mengaku senang dan terbantu bisa mendapatkan hunian terjangkau di pinggir Kota Jakarta.

"Justru aku merasa istilahnya bisa dapat rumah di pinggir Jakarta dan yang paling memudahkan karena DP 0 rupiah ini. Mungkin di Depok bisa dapet juga, tapi di sini bisa dapat pun nggak terlalu jauh dengan tempat kerja di Jakarta Utara. Istilahnya hanya modal materai," ujar Wilda.

Adik Wilda, Ayu menambahkan yang paling membuat dirinya nyaman ialah lokasi gedung yang terbilang strategis. Selain itu, kenyamanan Ayu bertambah dengan para warga atau penghuni yang terbilang kompak.

"Ke mana-mana dekat, angkutan banyak, dekat halte terintegrasi TJ juga. Nyaman-nyaman saja. Pun disini kita warganya kompak. Setiap ada acara besar kita ngadain acara. Misalnya kemarin bulan puasa, ada pembagian takjil gratis untuk tiap lantai," ujar Ayu.

Koordinator Humas RT sekaligus penghuni, Effendi mengatakan memang bila membicarakan perihal kerukunan, warga rusunami ini cukup aktif berkumpul dan melakukan kegiatan sosial bersama.

"Kalau dibicarakan mengenai kerukunan saya rasa oke. Banyak agenda kegiatan sosial dari para penghuni disini. Kita juga disini ada DKM, LMK, Posyandu, PPK, dan juga RT RW untuk bisa bantu fasilitasi kebutuhan sesama warga, pun juga menjembatani warga dengan pengelola," ujar Effendi.

Effendi menambahkan, setiap minggunya pun rutin dilakukan evaluasi dalam lingkup warga mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan, yang kemudian disalurkan ke General Manager atau pihak pengelola gedung.

"Evaluasi harian dan mingguan terus dilakukan. Masukkan dari warga disampaikan ke RT, kemudian ke RW, baru nanti ke GM," tambahnya.

Hal ini dilakukan demi mewujudkan kenyamanan dan kepentingan bersama, antara para warga, pengelola dan para stakeholder terkait.

Mendukung pernyataan Effendi mengenai sinergi antara warga dan pengelola, Yudi salah satu penghuni yang sudah tinggal selama 2 tahun menyampaikan kesannya selama tinggal di gedung ini bersama keluarga kecilnya.

"Sejauh ini aman sih. Memang ada beberapa kendala seperti bocor dan mampet. Tapi sejauh ini kooperatif pengelolanya, jadi terbantu juga," ujar Yudi.

"Kejadian horor ya ada aja lah yang ngomongin. Tapi ya kalau saya sih selama ini aman-aman aja ya. Tidak ngaruh juga posisi di sebelah kuburan," tutupnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads