Boom! Harga Rumah Bakal Makin Mahal 2023

Boom! Harga Rumah Bakal Makin Mahal 2023

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 15 Jul 2022 15:57 WIB
Infografis harga rumah bergerak liar
Harga Rumah Makin Mahal/Foto: Infografis detikcom/M Fakhry Arrizal
Jakarta -

Harga rumah tahun depan atau 2023 diprediksi bisa kian mahal. Prediksi ini bukan tanpa alasan, sebab pada 2012-2013 lalu terjadi fenomena boom commodity. Apa itu?

Direktur Finance PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nofry Rony Poetra mengatakan belajar dari fenomena boom commodity pada 2012-2013, harga rumah pun ikut mengalami kenaikan pertumbuhan di periode yang sama. Kenaikan harga tersebut merupakan cerminan dari tingginya permintaan akan rumah.

Dia mengatakan harga rumah pada era boom commodity tersebut juga terpantau dari pertumbuhan indeks saham properti. Karena itu, momentum kenaikan harga komoditas yang terjadi saat ini bisa dimanfaatkan dengan menghimpun pendanaan murah dari pasar modal untuk mendukung penyediaan rumah rakyat dan menjaga mesin ekonomi terus bertumbuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pergerakan positif di sektor perumahan termasuk saham properti ini menjadi peluang bagi kami untuk menghimpun dana murah dari pasar modal guna menggarap peluang besar dari sektor perumahan," jelas Nofry, ditulis Jumat (15/7/2022).

Dia menyebutkan saat ini sektor perumahan juga dapat menjadi mesin untuk menjaga kelangsungan dampak ekonomi dari kenaikan harga komoditas.

ADVERTISEMENT

Pasalnya, aliran capital inflow ke sektor perumahan dapat berdampak ganda bagi 174 sub-sektor lainnya. Selain itu, sektor perumahan juga menggunakan 90% bahan baku lokal sehingga dapat mendongkrak ekonomi dalam negeri.

Apalagi angka kebutuhan perumahan di Indonesia masih tinggi. Kementerian PUPR menyebutkan angka backlog rumah berdasarkan kepemilikan mencapai 12,7 juta unit. Kebutuhan hunian tersebut pun kian mendesak seiring dengan ancaman pandemi serta pemanasan global. Tahun ini, Bank BTN menunggu lampu hijau pemerintah untuk menggelar rights issue guna mendukung perumahan nasional.

"Kami pernah menerbitkan junior global bond hingga over permintaan mencapai 12 kali, sehingga kami optimis mendapatkan pendanaan murah dari publik. Melalui perhitungan kami, usai rights issue kami bisa menyalurkan pembiayaan hingga 300 ribu unit rumah," ujar Nofry.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Surnasip menuturkan upaya untuk menggarap peluang akselerasi sektor perumahan melalui pencarian pendanaan murah juga dapat ikut memperkuat nilai tukar Rupiah. Sebab, langkah tersebut dapat menjadi instrumen untuk menarik investor asing.

Dengan pemupukan pendanaan murah, tambah Sunarsip, juga dapat menjaga agar bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap terjangkau. "Pendanaan murah dari pasar modal dapat memperkuat struktur pendanaan yang lebih murah untuk pembiayaan perumahan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah," kata Sunarsip.

Kemudian Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Thasya Pauline mengatakan pemerintah telah menggelontorkan berbagai insentif baik fiskal maupun moneter untuk mendukung sektor perumahan pada 2022. Dampaknya, kredit properti juga ikut mengalami tren peningkatan pada Maret 2022.

"Dukungan terhadap sektor perumahan terus dilakukan dan dengan berbagai insentif tersebut tentunya dapat mengoptimalisasi pertumbuhan sektor perumahan nasional," ujar Thasya.


Hide Ads