Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu mengatakan, masyarakat akan semakin sulit membeli rumah. Hal ini disebabkan gejolak ekonomi global, termasuk risiko kenaikan bunga.
Menyikapi hal ini, lantas apa yang harus dilakukan milennial atau kaum muda agar bisa membeli rumah?
Perencana keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto mengatakan, milenial akan kesulitan membeli rumah bila memilih skema tunai. Apalagi jika mereka hanya menerima gaji UMR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pastinya kalau dipertimbangkan dengan beli tunai ya pastinya berat sih ya," kata Eko saat dihubungi detikcom, Senin (25/7/2022).
Oleh karena itu, Eko menyarankan milenial untuk memilih skema kredit, bisa secara syariah maupun konvensional. Apalagi, jika milenial sudah mulai mencicil di usia 20 tahunan.
Eko menyarankan kredit rumah dengan jangka waktu panjang, bisa 30 tahun atau 40 tahun. Namun masalahnya, banyak masyarakat mengkhawatirkan biaya bunga yang besar. Mereka memendekkan jangka waktu pinjaman, dan mendapatkan rumah yang kurang bagus.
"Cuman kan banyak yang mikir nanti kredit bunganya besar, sehingga dipendek-pendekin waktunya. Akhirnya beli rumah yang harganya nggak terlalu tinggi, tapi nanti jadi kurang kepake," jelasnya.
Meski begitu, yang paling memungkinkan, Eko menyarankan untuk mencari rumah yang layak huni menggunakan skema kredit jangka panjang. "Mending cari rumah yang bisa dipakai tapi waktunya (kredit) dipanjangin," ungkapnya.
Dibandingkan opsi sewa rumah, skema kredit rumah lebih direkomendasikan Eko. Menurutnya, meskipun ada biaya kredit yang dibayarkan, setidaknya milenial bisa memiliki aset berbentuk.
"Kalau ngontrak dulu terus kumpulkan uangnya, saya nggak yakin beli rumah juga. Karena harga rumah juga lebih tinggi, naik terus," pungkasnya.
(zlf/zlf)