Pasar properti China sedang krisis. Pertumbuhan ekonomi yang lesu membuat properti di Negeri Tirai Bambu itu jadi sekarat.
Industri semen di China ikut terimbas dari krisis properti di sana. Produksi semen China yang merosot telah membuat produksi material bangunan secara global juga mengalami penurunan.
Dikutip dari Financial Times, Rabu (5/10/2022), berdasarkan data dari Asosiasi Semen Dunia, produksi semen anjlok 8% secara tahunan menjadi 1,9 miliar ton dalam 6 bulan pertama 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebabnya, adalah penurunan produksi semen di China yang mencapai 15% menjadi 977 juta ton. Ketua Asosiasi Semen Dunia Ian Riley mengatakan, penurunan ini jadi yang paling tinggi sejak 20 tahun lalu.
Krisis properti China diawali dengan pembayaran utang yang mandek oleh raksasa properti China, Evergrande pada tahun lalu. Sejak saat itu, efek dari Evergrande menyebar ke mana-mana termasuk ke ekonomi negeri Tirai Bambu.
Industri semen awalnya mengalami pelimpahan produksi. Karena sebelum ada krisis, pembangunan properti di China jor-joran.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat ada pembangunan properti yang masif di China. Perusahaan semen mengira ini momen yang tepat buat mereka untuk menjual semen ke proyek besar ini," ujar Riley.
"Tapi kemudian, kombinasi dari krisis properti dan kebijakan nol COVID di China benar-benar berdampak pada bisnis," imbuhnya.
(zlf/ang)