Rata-rata sewa tempat tinggal di Manhattan, New York, Amerika Serikat di bulan November ini mencapai US$ 5.249 atau setara Rp 81.88 juta per bulan (kurs Rp 15.600). Angka itu naik 19% dari 2021 dan menjadi rekor tertinggi dalam sejarah sewa hunian di Manhattan.
Dilansir dari CNN Business, Jumat (9/12/2022), data tersebut tercatat dalam laporan bulanan dari perusahaan pialang Douglas Elliman dan Miller Samuel.
Sementara untuk biaya rata-rata sewa apartemen, angkanya juga tetap mendekati rekor tertinggi di bulan November itu, mencapai US$ 4.095 atau setara Rp 63,88 juta. Angka ini naik 18,7% tahun lalu dan naik 2,1% dari Oktober.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sewa tidak naik seperti awal tahun ini, tetapi tetap bertahan di level yang tinggi," kata Presiden dan CEO Miller Samuel, Jonathan Miller.
Biaya rata-rata bulanan ini menandai penurunan penyewa sebesar 3,4% sejak Oktober. Meski begitu, bukan berarti harga sewa akan turun secara signifikan dalam waktu dekat.
"Sejak harga sewa memuncak pada akhir musim panas, sekarang harga sewa sedikit lebih rendah, tetapi tidak turun secara signifikan," tambahn Miller.
Karena hal ini, laporan juga mencatatkan di bulan November terlihat penurunan tahunan paling signifikan dalam penandatanganan sewa baru sejak awal pandemi. Tingkat kekosongan pun naik selama tujuh bulan berturut-turut.
"Kami melihat konsesi naik sedikit dan perang penawaran menurun saat pasar stabil," kata Miller.
Sementara itu nampak pula konsesi atau promo-promo, seperti sewa gratis selama satu bulan, ditawarkan pada 16% penyewa baru di bulan November. Angka ini meningkat dari bulan Oktober yang hanya 13%.
"Ekonomi, atau pekerjaan, tetap terlalu kuat untuk memungkinkan harga sewa turun secara signifikan. Satu-satunya cara kita akan melihat peningkatan keterjangkauan yang signifikan adalah dengan mengalami resesi, dan siapa yang menginginkannya?," pungkasnya.
(das/das)