Saat ini, sedang terjadi fenomena banyaknya rumah toko (ruko) hingga gedung kantor kosong bahkan dijual. Hal tersebut diduga karena suplai gedung kantor yang melebihi tingkat keterisiannya.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat dan Ahli Properti Steve Sudijanto menyebutkan pemicu adanya fenomena tersebut, yaitu karena pandemi Covid-19. Lebih lanjut, ia membeberkan beberapa alasan terjadinya gedung kantor yang kosong.
Pertama, karena volume bisnis yang menurun dan volume dari work from office (WFO) yang menurun. Kedua, tren bekerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) yang tengah merajalela.
"Dengan kebiasaan yang sudah terjadi maka untuk mengembalikan karyawan kerja 100% kembali bekerja di tempat, mengubah kebiasaan itu sudah nggak mudah karena kan semua tatanan pekerjaan itu bisa dilakukan di mana saja work from anywhere. Dan itu menyebabkan volume dari ruang kerja itu menyusut," katanya kepada detikcom, Minggu (29/1/2023).
Menurutnya, dengan volume ruang kerja yang menyusut seharusnya biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat juga harus menyusut.
"Kalau ruangan itu tidak dimanfaatkan, maka ruangan kosong itu akan menjadi beban karena membayar service charge itu atau common area maintenance. Makanya banyak perusahaan yang muter otak, satu kalau bisa disewakan ya disewakan. Kedua, kalau bisa dijual ya dijual," tuturnya.
Steve menjelaskan bahwa ada dua tipe kepemilikan gedung, yaitu multi-owner building dan single-owner building. Multi-owner building yaitu gedung yang dimiliki oleh beberapa pihak, namun tetap ada semacam 'ketua' yang memiliki gedung tersebut. Sementara itu, single owner building yaitu suatu gedung yang dimiliki oleh satu pihak saja.
Menurutnya, single-owner building lebih diuntungkan dalam hal menyewa gedung. Hal ini karena mereka memiliki fleksibilitas untuk menyediakan tempat sesuai dengan permintaan calon penyewa.
"Dari segi permintaan ruangan, masa sewa, rental ratenya atau biaya sewanya itu bisa diakomodasi (oleh single-owner building) dibanding multi-owners strata title building dia tidak berkuasa seluruh building. Dia harus lapor ke (semacam) ketua RT atau RWnya gitu," ungkapnya.
Sementara itu, menurut Ketua Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (PERJAKBI) Anthony Leong, mengungkapkan salah satu sektor yang terdampak dari adanya isu resesi 2023 adalah sektor penyewaan ruang kantor di wilayah Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
Hal ini karena banyaknya penyewa kantor yang tidak memperpanjang lagi kontraknya pada tahun 2023. Selain itu, ada juga berbagai proyek gedung dan perkantoran yang nantinya akan selesai pada tahun 2023, sehingga menjadi tantangan besar bagi para pengusaha properti khususnya jasa penyewaan kantor atau gedung.
Namun, dirinya juga mengatakan bahwa ada peluang bagi pelaku usaha bidang jasa penyewaan gedung atau kantor. Pasalnya, saat ini tren Virtual Office dan serviced office yang ukurannya lebih kecil menjadi solusi bagi para pengusaha yang ingin merampingkan dari kantornya yang besar ke serviced office dengan ukuran yang kecil atau bagi startup dan UMKM untuk bekerja dan berkarya.
"Virtual Office dan juga layanan Serviced Office (kantor private berukuran kecil) menjadi pilihan bagi para pengusaha pemula, startup dan UMKM dan menjadi tren saat ini dan ke depannya, karena cukup fleksibel dalam menggunakan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya dan efisien," ujar Anthony dikutip Minggu (29/1/2023).
(das/das)