"Sekarang itu kita sedang mencoba program RITTA namanya, rumah inti tumbuh tahan gempa. Karena kemarin kita sudah anggarkan, dan sudah keluar anggarannya tetapi aturannya belum ada memang. Karena kami ingin mengujicobakan dulu. Akhirnya kami coba sekarang dengan kolaborasi oleh semua pihak, jadi tanah disiapkan oleh pemerintah daerah, sekarang ada di Prabumulih, Sumatera Selatan," papar Direktur Rumah Umum dan Komersial (RUK) Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Fitrah Nur di Media Center Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023).
Rumah tahan gempa yang dimaksud, ketika terjadi gempa, bangunannya tidak langsung runtuh, sehingga penghuni rumah dapat berlindung terlebih dahulu baru menyelamatkan diri ke luar rumah. "Jadi tahan gempanya itu dari struktur bangunannya kita pakai komponen RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat)," kata Fitrah.
Dalam uji coba tersebut, akan ada 100 unit rumah tipe 18 di lahan seluas 2 hektare (ha) yang disiapkan pemerintah daerah. Di dalam rumah tersebut akan ada satu kamar, satu kamar mandi, dan ruang tamu.
Fitrah mengungkapkan, di Prabumulih sebagian besar orang-orang yang berpenghasilan di bawah Rp 1 juta berprofesi sebagai pemulung dan penyapu jalan. Oleh karena itu, pihaknya juga menyediakan lapak untuk menaruh hasil pulungannya dan akan menyediakan pencacah plastik.
"Nanti kita juga coba untuk kerja sama dengan teman-teman Cipta Karya untuk menyiapkan pemotong plastik (untuk hasil sampah pulungan) itulah supaya jadi butiran butiran, itu kan harganya lebih mahal kalau mereka jual dengan botol. Jadi secara perlahan kita siapkan rumahnya dan secara ekonomi juga kita siapkan itu namanya pilot project, program RITTA namanya," ungkapnya.
Syarat Memiliki RITTA
Fitrah menjamin, rumah tersebut gratis untuk ditinggali. Namun demikian, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, belum punya rumah. Kedua, orang miskin atau memiliki penghasilan di bawah Rp 1 juta/bulan.
"Jadi kita langsung survei. Soalnya kalau dari pemerintah kota/kabupaten itu kan punya data kemiskinan itu, dan kita akan survei nanti kita yang validasi, benar miskin atau tidak," ujar Fitrah. (ara/ara)