Soal IKN Pindah, Erick Sebut Bangun Smart City di Jakarta cs Lebih Mahal

Soal IKN Pindah, Erick Sebut Bangun Smart City di Jakarta cs Lebih Mahal

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Kamis, 25 Mei 2023 12:59 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir/Foto: Dok. Kementerian BUMN
Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pembangunan kota pintar atau smart city di kota yang sudah ada membutuhkan dana yang lebih besar dibanding membangun kota baru. Hal itu merupakan salah satu alasan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mengusung tema smart city.

"Tantangannya ketika kita berinvestasi kota-kota baru di kota-kota yang sudah ada, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya itu ongkosnya akan dua kali lebih mahal dibandingkan sebuah kota baru dengan infrastruktur terkini. Itu realita, silakan saja dihitung," paparnya dalam acara Indonesia-China Smart City, di Shangri-La, Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2023).

Menurutnya, paling tidak dalam satu negara harus ada 10 smart city. Akan tetapi, di Indonesia baru ada tiga kota pintar, yaitu Jakarta, Medan, dan Makassar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walau demikian, Erick menyebut mengembangkan kota-kota yang sudah ada menjadi kota pintar masih bisa dilakukan. Hanya saja, ongkosnya lebih mahal.

"Bisa di-invest tapi biayanya akan mahal," ujar Erick.

ADVERTISEMENT

Alasan Presiden Joko Widodo Bangun IKN

Di sisi lain, Erick mengatakan, pembangunan IKN dirasa dapat menjawab beberapa tantangan di masa depan, mulai dari pertumbuhan penduduk sekitar 30-50 juta hingga pemerataan ekonomi di seluruh pulau Indonesia.

"Indonesia itu diprediksi penduduknya naik sampai 315 juta. Nah pertanyaannya, 35 juta (penduduk) yang baru ini mau dibawa ke mana? Apakah dia akan tetap lari ke Jakarta, Surabaya? Kan tidak mungkin," ungkapnya.

Ia menuturkan, keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjawab empat hal, yang pertama pemerataan ekonomi daerah.

"Kedua, tidak membebani pertumbuhan penduduk yaitu hanya di kota-kota tua yang akhirnya itu akan menimbulkan kemacetan, pengotoran udara tanpa solusi karena tidak mungkin lagi ditambah (penduduknya), overload sudah," kata Erick.

Ketiga, dapat diterapkan teknologi terbaru. Keempat, terkait kultur atau kebiasaan.

"Empat solusi yang Pak Jokowi ingin jawab kenapa ada pembangunan kota baru dan Indonesia saya rasa harus punya 10 kota besar (smart city) jadi 3 kota besar saja yang masuk smart city," tuturnya.

"It's impossible a country as this big only have 3 cities yang hari ini masuk kategori smart city," tambahnya.

Simak juga Video 'RS Internasional hingga Mal Segera Dibangun di IKN':

[Gambas:Video 20detik]



(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads