Belanja di Yogya, Mampir Dulu ke Manding

Belanja di Yogya, Mampir Dulu ke Manding

- detikFinance
Sabtu, 07 Jun 2008 14:02 WIB
Yogyakarta, - Pusat belanja di Yogyakarta tidak melulu Malioboro. Disudut-sudut kota budaya itu banyak tempa belanja souvenir seperti di Dusun Manding Kabupaten Bantul Yogyakarta.         

Di Manding tersedia beberapa produk kerajianan kulit berkualitas dengan harga yang terjangkau. Sebagai gambaran saja harga sepatu kulit untuk pria berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000, sedangkan untuk produk jaket kulit mulai dari Rp 450.000 sampai Rp 800.000. Untuk sandal berkisar antara Rp 35.000 sampai Rp 70.000 dan tas kulit wanita antara Rp 90.000 sampai Rp 180.000.

"Produk kulit Manding memiliki perbedaan dalam pengolahannya, sehingga tingkat kelunturan dan pemudarannya rendah," kata Sarjimin ketua  paguyuban pengrajin karya sejahtera dusun Manding dalam acara dalam kunjungan wartawan media massa ke lokasi program desa kita Bank Indonesia Dusun Manding-Bantul, Yogyakarta, Sabtu (7/6/2008).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari seluruh penghuni Manding, hampir 40% warganya berprofesi sebagai perajin kulit. Di dusun Manding kurang lebih terdapat ada 39 showroom yang menjajakan kerajinan kulit Manding.

Dusun Manding merupakan sentra kulit yang berkembang sejak tahun 1950-an. Ketika terjadi gempa Yogya tahun 2006 lalu dusun ini mengalami kerusakan parah yang melumpuhkan sektor kerajinan di daerah ini.

Selain kerajianan kulit, Manding juga menghasilkan produk serat alam, bahkan sudah ada yang diekspor ke beberapa negara seperti Malaysia.

Sejak 11 Desember tahun 2006 setelah terkena gempa, dusun Manding dijadikan sebagai desa binaan Bank Indonesian (BI) sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) BI.

"Desa kita itu lebih pada kemitraan jadi bukan hanya satu arah, dan juga sebagai harmonisasi BI dan masyarakat yang bersifat partisipatori potensi masyarakat, pemda dan masyarakat," kata Usep Sumarna Ketua Kelompok Pengembangan sektor Riil dan UMKM BI Yogyakarta  dalam acara yang sama.

Proram BI tersebut tertuang melalui program desa kita yang mencakup empat aspek diantaranya aspek perekonomian, Kesehatan, pendidikan dan  lingkungan, melalui pembangunan aspek fisik dan non-fisik.

Beberapa hal yang dilakukan pembangunan fisik diantaranya adalah pembangunan Gapura, tempat parkir, gedung unit kesehatan kerja, penyempurnaan balai dusun, pemasangan bak sampah, pemasangan baliho dan petunjuk arah, pemasangan gorong-gorong, pembangunan anjungan ATM.

Selain itu ada aspek non-fisik diantaranya mengikutsertakan perajin dalam ajang pameran-pameran, pelatihan tatacara ekspor, pelatihan desain alas kaki termasuk untuk sandal, sepatu, jaket dan pelatihan bahasa Inggris dan komputer.

Yang menjadi ukuran program desa kita BI, diperuntukan kepada desa yang memiliki potensi yang baik namun memilik pendapatan masyarakatnya masih rendah.

(hen/ir)

Hide Ads