Drama Bakrie-Rothschild, Dulu Mesra Kini Bercerai (2)

Drama Bakrie-Rothschild, Dulu Mesra Kini Bercerai (2)

- detikFinance
Senin, 25 Feb 2013 12:30 WIB
Drama Bakrie-Rothschild, Dulu Mesra Kini Bercerai (2)
Jakarta - Hati-hatilah memilih mitra bisnis, mungkin itu hikmah yang bisa diambil dari drama hubungan Grup Bakrie dan investor asal Inggris, Nathaniel Rothschild. Keduanya sempat akrab di awal, namun berujung 'ribut' sampai akhirnya terpaksa ceria.

Keduanya berseteru bukan tanpa sebab, ada satu hal yang mereka perebutkan, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI), anak usaha perusahaan kongsi mereka Bumi Plc.

Apa yang menyebabkan hubungan mereka jadi kurang harmonis? Siapa saja yang terlibat selain Bakrie-Rothschild? Simak kisahnya bagian pertama di sini. Sedangkan untuk bagian kedua langsung klik tautan di bawah ini seperti hasil penelusuran detikFinance, Senin (25/2/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Perubahan Top Manajemen Bumi Plc Pasca Masuknya Samin Tan

Ari Hudaya (Foto: Bumi Plc)
Bumi Plc akhirnya mendepak wakil komisaris utamanya Nathaniel Rothschild. Tepat empat bulan, atau sekitar September 2012, setelah grup Bakrie yang berkongsi dengan Borneo itu bersitegang lagai dengan Rothschild.

Perombakan komisaris Bumi Plc dilakukan berbarengan dengan laporan rugi bersih senilai U$ 282 juta di akhir 2011. Samin Tan, pemimpin Grup Borneo, menempati posisi komisaris utama Bumi Plc. Sementara Indra Bakrie menempati posisi wakil komisaris utama. Sedangkan posisi CEO masih dipegang oleh salah satu orangnya Bakrie, yaitu Nalin Rathod, menggantikan Ari Hudaya.

Rothschild Tuduh Ada Penyimpangan Dana di BUMI dan BRAU

Ilustrasi foto: Reuters
Setelah gagal mengusir Grup Bakrie sebelumnya, Rothschild tak putus asa. Ia menuduh ada penyimpangan dana di BUMI dan BRAU. Penyimpangan atas kinerja di anak usaha Bumi Plc itu langsung diselidiki oleh penyidik independen.

Menanggapi hal ini, Grup Bakrie memilih untuk mengambil kembali saham BUMI dari Bumi Plc karena merasa selama ini saham BUMI-lah yang diincar Rothschild untuk dikuasai sendiri.

Samin Tan, yang juga memiliki 23,8% saham Bumi Plc bahkan sempat dikabarkan akan memberikan dukungan suara kepada Nat Rothschild dalam RUPS yang akan digelar untuk membahas penjualan BUMI.

Pasalnya, Samin Tan menjadi kunci putusan audit investigasi tersebut. Langkah ini tidak lepas dari pengaruh Rothschild, yang mengiming-imingi Samin Tan membantu pembayaran utang BORN ke Standard Chartered sebesar US$ 1 miliar.

Namun Tan saat dikonfirmasi membantah kabar 'perceraiannya' dengan grup Bakrie. "Hubungan kami baik-baik saja," terang Tan waktu itu.

Terjadi Pembajakan Email Samin Tan dan Grup Bakrie

Ilustrasi foto: Reuters
Grup Bakrie dan Samin Tan melaporkan adanya serangan hacker terhadap sistem dan email perusahaannya. Nathaniel Rothschild diduga menjadi dalang di balik peretasan ini.

Perusahaan penyedia dan penasihat keamanan dunia maya, Context Information Security, sudah ditunjuk untuk melakukan investigasi terhadap akun email Komisaris Utama Bumi Plc, Samin Tan, pada 24-25 November lalu.

Hasilnya diketahui, sepanjang Juli 2012 akun email dan komputer pribadi Samin Tan sudah menjadi target penjahat cyber untuk mengorek informasi.

Konsultan Senior Context,Stuart McKenzie mengatakan, sudah melakukan investigasi di Jakarta untuk mencari tahu alasan dan latar belakang si pelaku melakukan pembajakan, kerugian yang diderita target sampai seberapa banyak data yang berhasil dicuri.

Hacker tersebut diduga sukses melancarkan aksinya pada 5 Agustus 2012, ditandai dengan matinya situs dan jaringan kelompok usaha itu secara sementara. Dengan demikian, maka semua email dan data yang disimpan dalam komputer bisa dilihat dengan bebas oleh si pembajak.

Rothschild Ingin Rombak Direksi, Bakrie Ingin Hengkang dari Bumi Plc

Ilustrasi foto: Reuters
Setelah menuduh ada penggelapan dana di BUMI dan BRAU, Rothschild, meminta dilakukannya perombakan direksi dan komisaris di Bumi Plc. Ia menilai, top manajemen Bumi Plc yang ada saat ini tidak bisa memberikan nilai tambah terhadap investor.

Rothschild usul perombakan 12 dari total 14 direksi Bumi Plc. Rencana ini dapat dukungan dari salah satu manajer investasi terkenal Inggris, Richard Buxton, pemimpin Schroders salah satu perusahaan investasi terkemuka.

Beberapa direksi yang diminta lengser oleh Rothschild di antaranya CEO Nick von Schirnding dan Komisaris Utama Samin Tan. Rothschild mengusulkan mantan bos Leighton Holdings Ltd. (LEI) Wallace King sebagai komisaris utama.

Sementara, Brock Gill ia usulkan menjadi CEO dan Rothschild sendiri kembali menjadi direktur eksekutif. Ia juga menominasikan adik kandung kandidat bakal calon presiden RI Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, menjadi salah satu direktur.

Calon direksi lain yang diusulkan Rothschild antara lain Roger Davis, mantan anggota parlemen dan menteri hukum Inggris Jonathan Djanogly, dan Richard Gozney. Gozney sebelumnya pernah menjabat sebagai duta besar Inggris untuk Indonesia.

Apa respons Grup Bakrie atas rencana Rothschild itu? Grup Bakrie berniat merebut kembali salah satu anak usahanya, yaitu BUMI.

Grup Bakrie akan melepas kepemilikan tak langsung 57.298.534 saham di Bumi plc atau setara 23,8% dari total modal ditempatkan Bumi Plc. Caranya dengan menukar saham-saham itu dengan 2,3 miliar lembar (10,3%) saham BUMI milik Bumi Plc.

Selanjutnya, Bumi Plc akan menjual sisa 3,9 miliar lembar saham BUMI atau setara 18,9% kepada Grup Bakrie senilai US$ 278 juta (Rp 2,6 triliun) dibayar tunai.

Grup Bakrie sudah diminta untuk melakukan pembayaran uang muka untuk total transaksi sebesar US$ 278 juta itu disimpan dalam rekening penampung sementara (escrow). Hal ini dilakukan guna memastikan dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi ada pada tempatnya sebelum RUPSLB.

Adik Prabowo Subianto dan Hary Tanoe Terlibat, Nuansa Politis Mulai Terasa

Hary Tanoe (Foto: Forbes)
Jelang rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Bumi Plc guna membahas pembelian kembali saham BUMI oleh Grup Bakrie, nuansa politis mulai terasa. Pasalnya, dua orang penting di Indonesia mulai ikut terlibat dalam perseteruan antara Bakrie-Rothschild.

Orang pertama adalah adik kandung kandidat bakal calon presiden RI Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, yang didukung oleh Rothschild menjadi direktur Bumi Plc.

Hashim mengaku pertama kali bertemu dengan Nat di restoran Belvedere yang berada di Holland Park, London pada September 2012. Pertemuan keduanya 'dicomblangi' dari teman Hashim yaitu Robert Friedland seorang konglomerat tambang AS yang mendukung Nat untuk mengambil alih Bumi.

Sebulan kemudian, Hashim setuju untuk maju bersama Nat mengambil alih kontrol di Bumi Plc, yang berdiri 2010 saat Group Bakrie dan Nat bekerjasama untuk membuat perusahaan tersebut.

"Dia (Nat) sangat marah karena merasa diperlakukan dengan buruk, dan mengajak saya. Investasi Nat di Bumi sangat penting dan emosional. Tapi untuk saya, saya hanya bersenang-senang saja, dan saya harap bisa mendapatkan uang dari situ," ujar Hashim beberapa waktu lalu.

Sedangkan orang kedua yang terlibat adalah pengusaha nasional yang baru saja 'cerai' dengan Partai Nasional Demokrat, Hary Tanoesoedibjo. Bos Grup MNC ini membeli sebagian saham Bumi Plc yang dijual oleh pebisnis nasional Rosan Roeslani.

Apa alasan Hary Tanoe masuk ke perusahaan yang saat ini sedang gunjang-ganjing perebutan kekuasaan antara Group Bakrie dengan investor asal Inggris yaitu Nathaniel Rothschild?

Sekretaris Perusahaan MNC Arya Sinulingga mengatakan, Hary Tanoe masuk ke Bumi Plc secara pribadi, tidak melalui MNC. Masuknya Hary Tanoe sebagai pemegang saham Bumi Plc adalah melalui Flaming luck Investment Limited.

Rosan menjual 10% kepemilikan sahamnya di Bumi Plc. Aksi tersebut dilakukan jelang pertemuan pemegang saham perusahaan yang tercatat di bursa London, Inggris itu. Jumlah saham yang dilepaskan Rosan lewat Recapital Group adalah 24.203.452 lembar saham.

Ketiga pembeli saham tersebut adalah Avenue Luexembourg S.A.R.I yang bersedia membeli 13.668.250 saham Bumi Plc. Dua investor lain adalah Argyle Street management Limited yang membeli 7.536.202 saham dan Flaming luck Investment Limited sebanyak 3 juta saham.

Pemegang Saham Tolak Usulan Rothschild, Bumi Plc-Bakrie Siap Cerai

Pertarungan sengit antara Bakrie dan Rothschild akhirnya menemukan titik temu. RUPSLB Bumi Plc yang digelar di London 21 Februari lalu akhirnya memutuskan jika Grup Bakrie yang jadi pemenangnya.

Pertemuan pemegang saham itu sepakat menolak usulan Rothschild merombak jajaran direksi dan komisaris. Dengan demikian, Bumi Plc siap meneruskan rencana 'cerai' yang diusulkan Grup Bakrie.

Rencana 'perceraian' alias pemisahan dengan Grup Bakrie itu akan dilakukan melalui pembelian kembali saham BUMI. Paling lambat perceraian ini akan terlaksana 30 Mei 2013.

Meski usulan Rothschild tidak semuanya direstui, ada dua direksi yang lengser dan satu direksi baru diangkat setelah RUPSLB. Dua dewan direksi yang diturunkan dari jabatannya adalah Nalinkant Rathod and Jean-Marc Mizrahi. Bumi mendapat satu direksi baru yaitu Sir Richard Gozney yang merupakan mantan duta besar Inggris untuk Indonesia.

Salah satu orang terkaya di Indonesia yang sekaligus komisaris utama Bumi Plc, Samin Tan, akan mundur dari jabatannya di perusahaan tambang tersebut. Ia masih akan menjabat sebagai komisaris sampai ada penggantinya.

Samin Tan masih akan berperan sebagai wakil dari pemegang saham mayoritas Bumi Plc sekaligus penghubung mitra bisnisnya di Indonesia.

Bumi Plc mengaku, perekrutan untuk pengganti Samin Tan sedang dilakukan. Kriteria yang dibutuhkan adalah seseorang yang seperti Samin Tan, yaitu punya pengalaman dan tidak asing dengan pasar saham London.

Pemilihan calon komisaris baru ini sedang dikonsultasikan bersama antara komisaris dengan direksi independen Bumi Plc. Sambil menunggu keputusan, Bumi Plc selanjutnya akan fokus mengembangkan BRAU.

Bakrie harus menyiapkan dana senilai US$ 278 juta (Rp 2,64 triliun) untuk membeli kembali (buyback) seluruh saham BUMI yang dipegang Bumi Plc.

Belum ada konfirmasi mengenai sumber pendanaan untuk rencana ini dari Grup Bakrie. Tapi, dalam beberapa waktu terakhir ini, Grup Bakrie sudah banyak melakukan penjualan aset. Selengkapnya di sini.

Sepanjang perseteruan Bakrie-Rothschild, saham-saham perusahaan Bakrie yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kena getahnya. Hampir seluruhnya memberikan imbal hasil alias keuntungan yang minus.
Halaman 2 dari 7
(ang/dnl)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads