Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago mengatakan, kebutuhan anggaran untuk mengatasi daerah kumuh mencapai Rp 384 triliun. Kebutuhan ini diambil dari APBN, APBD, swadaya masyarakat, perbankan, hibah, dan CSR perusahaan.
"Rp 384 triliun untuk 5 tahun," ungkapnya di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (22/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembenahan akan dilakukan secara menyeluruh agar tidak ada lagi kawasan kumuh di Indonesia," imbuhnya.
Nugroho Tri Utomo, Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas, menambahkan penanganan kawasan kumuh juga terkait dengan kebiasaan masyarakat. Harus ada upaya yang mendorong semangat ke arah kawasan bersih.
"Banyak sekali masalah perilaku kebiasaan dan sebagainya. Orang tinggal di wilayah kumuh bukan karena tidak mampu, tapi memilih karena ingin menghemat biaya hidup," jelas Nugroho.
Beberapa tahapan yang akan dilalui dalam 5 tahun diawali dengan persiapan selama 2 tahun. Meliputi pendataan, penyusunan modul, dan pemantapan program penanganan berbasis masyarakat.
Kemudian pada dilakukan sinkronisasi kebijakan sebagai dasar nasional, penarikan konsultan dan fasilitator, penguatan kerja sama pemerintah pusat dan daerah, serta inisiasi dengan pihak lain.
(mkl/hds)