Arab Punya Raja Baru, Apakah Produksi Minyak Tetap Digenjot?

Arab Punya Raja Baru, Apakah Produksi Minyak Tetap Digenjot?

- detikFinance
Jumat, 23 Jan 2015 11:28 WIB
New York -

Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz al Saud meninggal di usia 90 tahun. Tahtanya dioper ke Pangeran Salman bin Abdulaziz al Saud, saudara tirinya.

Sama seperti kakaknya, Salman yang segera naik tahta jadi Raja Arab Saudi, adalah pendukung kebijakan produksi minyak tinggi meski stok sudah melimpah.

Para pelaku pasar komoditas sudah berharap banyak kebijakan Arab Saudi ini bisa berubah. Pasalnya, stok minyak dunia yang melimpah membuat harganya merosot hingga ke titik terendah dalam enam tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga minyak sempat naik 2% tak lama setelah kabar duka disampaikan pihak Kerajaan Arab Saudi. Lalu bagaimana pergerakan minyak dunia setelah Arab Saudi punya raja baru?

"Sepertinya tidak akan ada perubahan kebijakan yang berarti dari keluarga Kerajaan dalam waktu dekat," kata Fahad Nazer, analis politik dari kedutaan besar Arab Saudi di Amerika Serikat (AS), seperti dikutip CNN, Jumat (23/1/2015).

Kesehatan Abdullah sudah menurun dalam beberapa pekan terakhir sebelum akhirnya meninggal dini hari tadi. Abdullah menjadi Raja Arab Saudi sejak 2005.

Kebijakan terakhir Abdullah adalah terus menggenjot produksi dan ekspor minyak supaya tidak kehilangan pangsa pasar. Kebijakan ini diprediksi tidak banyak berubah setelah Arab Saudi punya raja baru.

Putra Mahkota Salman bin Abdulaziz Al Saud (79) segera diangkat menjadi Raja Saudi yang baru dan Pangeran Muqrin bin Abdulaziz (69) adalah putra mahkota baru.

(ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads