Keputusannya memilih berinvestasi di foreign exchange (forex) atas ajakan sahabat atasannya. Bermodal 'kuliah' singkat dan rasa percaya, Agung memulainya dengan menginvestasikan dananya Rp 200 juta di Oktober 2013 dan terus bertambah hingga Rp 1,3 miliar.
Kejanggalan mulai terlihat pada Desember 2013 hingga Januari 2014, uang milik Agung tidak bisa ditarik dan sang pialang pun beralasan transaksi sedang sepi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang pialangnya ngasih iming-iming biar saya nggak narik semua dananya. Dia janjikan bunga 2% per hari kalau dananya tidak ditarik," ucap dia kepada detikFinance, Senin (17/2/2015) malam.
Rayuan sang pialang ternyata mampu meredam hasrat Agung untuk membatalkan penarikan dananya. Waktu terus berjalan, bukannya keuntungan yang didapat, kejanggalan mulai bermunculan dari sulit menarik dana, para pemilik perusahaan yang sulit dihubungi, sampai nilai transaksi yang tidak dicatat.
"Ternyata uang yang ditransaksikan oleh pialang tidak dicatat di Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Ada banyak transaksi yang tidak dicatat, saya ada buktinya, itu pelanggaran," terang dia.
Dengan kejanggalan-kejanggalan tersebut, Agung menyebutkan, hingga saat ini, total dana miliknya di Rex Capital senilai Rp 1,03 miliar hilang dibawa kabur.
"Total investasi Rp 1,3 miliar. Sisanya sekarang yang ada di rekening Rp 1,03 miliar, itu nggak tahu ya gimana balikinnya," kata Agung.
(drk/ang)