Warga Kena Gusur Proyek PLTU Batang Minta Ganti Lahan 4.500% dari Harga Pemerintah

Warga Kena Gusur Proyek PLTU Batang Minta Ganti Lahan 4.500% dari Harga Pemerintah

- detikFinance
Jumat, 13 Mar 2015 11:13 WIB
Batang - Salah satu warga di Karanggeneng, Kandeman, Batang, Jawa Tengah yang terkena proyek PLTU Batang 2x1.000 MW meminta kompensasi pembebasan lahan sekitar 4.500% atau 45 kali lipat dari harga yang ditawarkan oleh pemerintah. Harga yang ditawarkan pemerintah Rp 110.000 per meter, sedangkan warga minta hingga Rp 5 juta per meter.

Hal ini terungkap saat dialog antara Dirut PT PLN (Persero) Sofyan Basir dan jajaran PLN dengan warga Karanggeneng, Kandeman, Batang Jawa Tengah, Jumat (13/3/2015).

"Tanah saya belum dijual. Kalau saya mau dijual, tanah saya mau dibayar berapa?" tanya ‎Cahyani memulai dialog yang dilakukan di kantor desa Karanggeneng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mendapat pertanyaan tersebut, Sofyan Basir justru berbalik bertanya kepada warga tersebut. "Kalau ditanya berapa, justru saya mau bertanya kembali ke bapak. Bapak mintanya berapa? Harga pasaran di sini berapa?" tanya Sofyan.

Dengan polosnya, Cahyani menjawab dengan enteng pertanyaan dari Mantan Dirut Bank BRI tersebut.

"‎Saya kurang tahu, tetapi saya minta harga yang cocok. Saya minta harga Rp 5 juta," pinta pria ini.

Di sela-sela dialog yang sedang berlangsung, Kepala Desa Karanggeneng, Sawal Waluyono mengatakan saat ini Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di desanya mencapai Rp 20.000-30.000/meter peregi. Pemerintah mengganti Rp 110.000/meter persegi.

Sawal mengaku kurang tahu soal harga pembebasan lahan untuk proyek PLTU ini. Ia pun mempersilakan warganya untuk bebas menyampaikan aspirasi soal nilai kompensasi lahan.

"Tapi kalau terkena proyek, saya kurang tahu harganya berapa? Pemerintah ada aturan ini aturan itu," kata Sawal.

Saat ini ada 8 hektar lahan yang masih belum bebas sehingga membuat pembangkit listrik yang akan menghasilkan listrik berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) ini belum bisa dimulai pengerjaan fisiknya. Dari perencanaan awal, total luas lahan yang diperlukan mencapai kurang lebih 220 hektar yang melingkupi 3 desa yakni Ujungnegoro, Karanggeneng dan Ponowareng.

(hen/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads