Sehari Ada 950 Ton Timah Ilegal Diekspor dari Babel, Siapa Nikmati?

Sehari Ada 950 Ton Timah Ilegal Diekspor dari Babel, Siapa Nikmati?

Maikel Jefriando - detikFinance
Kamis, 25 Jun 2015 18:52 WIB
Jakarta - Ada 1.640 lokasi pertambangan timah ilegal berada di Provinsi Bangka Belitung (Babel). Dari situ, dalam sehari bisa ada 950 ton timah ilegal yang diekspor dalam bentuk pasir timah. Siapa yang menikmati?

Gubernur Babel, Rustam Effendi mengatakan, negara tidak mendapatkan apa-apa dari ekspor timah ilegal ini. Tidak jelas siapa yang meraup untungnya.

"Satu hari bisa keluar 950 ton (ilegal). Tidak dapat apa-apa kita, karena keluar dalam bentuk pasir timah. Itu yang tadi dibicarakan dengan Presiden, caranya supaya barang ini bisa dibeli dan dikeluarkan secara legal," kata Rustam usai rapat dengan sejumlah menteri, Kapolri, dan dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (25/6/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga timah yang sekarang turun sulit dikendalikan dengan hanya menahan produksi, karena adanya tambang ilegal ini. Sementara produksi timah legal sudah diturunkan, dari tahun lalu 10.000 ton per bulan, menjadi 4.000 ton per bulan di tahun ini. Dari jumlah produksi timah legal ini, sebanyak 1.500 ton dari PT Timah Tbk, dan 2.500 ton dari perusahaan tambang swasta.

Lalu bagaimana cara menertibkan tambang ilegal ini?

Rustam mengatakan, harus ada aturan yang bisa membuat timah-timah ilegal ini diekspor secara legal, sehingga negara mendapatkan pemasukan dari royalti tambang dan pajak.

Selama ini, timah hasil penambangan ilegal ini tidak bisa dibeli oleh PT Timah karena BUMN timah punya standar. Jadi ada cukong-cukong yang menadah timah-timah ilegal ini.

"Karena berada di kuasa pertambangan yang ilegal, jadi PT timah tidak berani beli, karena barangnya tidak standar. Dengan begitu dibeli cukong, tidak naik ke darat langsung ekspor, itu yang membanjiri pasar dunia. Walaupun stok dunia hanya 6.500 ton. tapi kan biasanya dunia kalau stok rendah begitu, mereka kan mulai ketar ketir tapi sekarang justru tidak. Berarti ada yang ilegal itu," papar Rustam.

(dnl/hen)

Hide Ads