"Estimasi di 2015, perumbuhan ekonomi 5,2%, di bawah 5,7% yang kami gunakan sebagai asumsi APBN-P 2015," jelas Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, saat rapat dengan Badan Anggaran DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (2/7/2015).
Dia mengatakan, penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi ini adalah turunnya harga komoditas yang menjadi unggulan ekspor Indonesia, seperti batu bara dan kelapa sawit,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah juga mendorong konsumsi rumah tangga agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Baru-baru ini, pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk sejumlah produk seperti tas mewah dihapuskan,
"Jadi kami berharap sisi konsumsi mendorong pertumbuhan karena kami tidak berharap ekspor komoditas. Namun demikian periode sekarang bisa digunakan pengusaha agar ketika ekonomi China dan Jepang membaik, ekspor bisa didorong," katanya.
(dnl/ang)