Aru Armado, Kepala KPPU Jawa Timur mengungkapkan, dari pemantauan langsung di dua sentra beras di Surabaya, sejumlah bandar beras saat ini mengaku tak bisa menjual berasnya ke Jakarta. Padahal, saat normal, pedagang-pedagang di Surabaya ini jadi pemasok rutin beras ke Ibu Kota.
"Yang menarik, para pedagang ini nggak bisa salurkan berasnya ke Jakarta, alasannya pedagang sana belum mau beli. Ada penolakan istilahnya, karena stoknya masih banyak. Padahal beberapa hari lalu di Pasar Cipinang kurang stok," kata Aru Armando saat dihubungi, Jumat (27/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama juga diungkapkan Kepala KPPU Sulawesi Selatan, Ramli Simanjuntak. Dari penyelidikan investigatornya di Makassar, sejumlah pemasok beras di Sulawesi Selatan juga tengah menghetikan pengiriman beras ke Jakarta.
"Harga beras di Makassar yang medium Rp 8.700-9.000/kg, karena pasokan banyak. Malah ada yang Rp 8.200/kg. Permasalahannya, berasnya katanya lagi nggak bisa dijual ke Jakarta, bilangnya pedagang sana beras medium masih banyak. Ini yang aneh," kata Ramli.
Para pedagang beras Makassar ini, lanjutnya, mulai mengalihkan sebagian besar berasnya ke Maluku dan Papua.
"Akhirnya beras yang harusnya dikirim ke Jakarta dijualnya ke Papua dan Maluku. Harganya sama, padahal kondisi riilnya beberapa dari pedagang jadi pemasok tetap ke Jawa," tutup Ramli.
(rrd/rrd)