Direktur Jenderal Bina Marga Hediyanto W Husaini mengatakan, harga tanah di sepanjang trase jalan tol tersebut sangat berfariasi. "Harganya kalau yang di pinggir jalan bisa Rp 2 juta/meter persegi. Kalau yang di dalam sekitar Rp 80 ribu/meter persegi. Memang deviasinya sangat tinggi," ujar dia di lokasi pembangunan, Jumat, (18/12/2015).
Untuk membiayai proses pembebasan lahan ini Pemerintah menyediakan dana sekitar Rp 2 triliun. Proses pembebasan lahan akan menggunakan metode sesuai Undang-undang 2 tahun 2012 yakni, penetapan nilai setiap bidang dilakukan oleh tim penilai alias apraisal independe dengan mempertimbangkan nilai bangunan, nila tanaman yang tumbuh di atas lahan hingga pertimbangan harga tanah berdasarkan lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat yang berkeberatan bisa mengajukan banding atas keputusan tim apraisal, namun hak atas tanah yang akan dibebaskan telah hilang dan beralih ke pemilik proyek, sehingga proyek pembangunan jalan tol bisa segera berjalan seketika uang pembebasan lahan sudah dititipkan ke pengadilan.
Dengan metode ini, ada jaminan proses pembebasan lahan tidak akan molor. "Paling lama 2 tahun sudah bisa dibebaskan," kata Hediyanto.
Saat ini, anggaran pembebasan lahan yang sudah berhasil terserap telah mencapai Rp 680 miliar. Dengan perkembangan di Seksi I sepanjang 12,025 km dari Cileunyi-Rancakalong sudah terbebas 31,56%. Seksi II sepanjang 17,05 km dari Rancakalong-Sumedang sudah terbebas 80,39%.
Lalu Seksi III sepanjang 3,75 km dari Sumedang-Cimalaka sudah terbebas 41,63%. Dan Seksi IV sepanjang 8,2 km dari Cimalaka-Legok sudah terbebas 1,36%. Seksi V sepanjang 16,42 km dari Legok-Ujung Jaya dan Seksi VI sepanjang 4,23 km dari Ujung Jaya-Dawuan belum ada pembebasan lahan.
Bila sudah selesai terbangun, Jalan Tol dengan total kebutuhan investasi mencapai Rp 14 triliun tersebut akan memberi dampak yang luar biasa bagi percepatan pertumbuhan ekonomi di Sumedang dan Jawa Barat pada umumnya.
Tol ini akan menghubungkan dua Tol yang sudah ada sebelumnya yakni Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) di sisi Selatan hingga ke Tol Ciawi-Palimanan di sisi Utara.
Tol ini juga akan menjadi pendekat antara Kota Bandung dengan lokasi rencana Bandara Internasional Kerta Jati.
(dna/ang)