Pemerintah kembali menambah daftar 84 negara untuk kategori bebas visa ke Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mendorong para wisatawan asing datang ke dalam negeri, dan menambah devisa negara.
"Ada 84 negara baru yang diputuskan sebagai negara yang bebas visa," ungkap Menko Maritim, Rizal Ramli, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (21/12/2015)
Negara tersebut di antaranya adalah Australia, Amerika Serikat (AS), China, Ukraina, Uzbekistan, Bangladesh, Palestina, Israel, Jamaika, Paraguay, Honduras, Uruguay, Bolivia, Kostarika, Georgia, Guatemala, Albania, Mozambik, dan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelumnya 90 negara, sekarang 84 berarti 174 negara," imbuhnya.
Rizal menyebutkan, ada dua negara yang dikategorikan khusus, pertama adalah Brasil dan kedua adalah Australia. Dikarenakan hubungan Indonesia yang memanas, pasca eksekusi hukuman mati warganya karena terlibat persoalan narkoba.
Pemerintah Brasil bahkan sempat menarik duta besarnya dari Indonesia. Namun setelah pembicaraan yang cukup intensif, akhirnya hubungan kedua negara kembali membaik hingga lahirnya keputusan ini.
Sementara untuk Australia, pemerintah meminta agar permudahan visa jangka panjang untuk pejabat tinggi Indonesia, permudahan visa kalangan bisnis, dan pemerintah Australia harus memperketat penjagaan di batas negara, khususnya terkait narkoba.
"Kita tidak ingin ada yang bandel, kemudian diberlakukan hukuman kita, terus kita yang disalahkan. Australia harus aktif menertibkan perdagangan narkoba," ujar Rizal.
Rizal memastikan, negara-negara tersebut tidak terkait dengan aktif perdagangan narkoba, serta berideologi ekstrem dan radikal. "Negara-negara tersebut kita coret, karena saya tidak ingin Indonesia jadi ladang baru untuk idelogi ekstrem dan radikal," sebutnya.
Di samping itu, pemerintah juga terus mensosialisasikan pintu masuk ke Indonesia selain bandar udara. Selama ini masih dianggap hanya 5 pelabuhan sebagai pintu masuk, yaitu Jakarta, Medan, Bali, Batam, dan Surabaya. Padahal secara total ada 90 pelabuhan.
"Masih banyak turis yang bingung, masuk cuma lewat 5 pelabuhan besar saja. Padahal totalnya ada 90 titik masuk," tegas Rizal. (mkl/dnl)