Harga Pangan Naik, Mendag Minta Sesama Menteri Jangan Saling Menyalahkan

Harga Pangan Naik, Mendag Minta Sesama Menteri Jangan Saling Menyalahkan

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 26 Jan 2016 17:52 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Trikasih Lembong menyatakan, lonjakan sejumlah komoditas pangan akhir-akhir ini menjadi tanggung jawab bersama, dan tak seharusnya saling menyalahkan atas kondisi tersebut.

"Soal pangan pertama saya ingatkan bahwa Presiden resmi melarang manterinya konflik di publik. Perselisihan pendapat yang ada, diselesaikan di sidang kabinet dan konsultasikan dengan kalangan masyarakat terkait," kata Lembong saat konferensi pers terkait pangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Dia mengungkapkan, terkait melambungnya harga-harga pangan, bahkan sampai menjadi perhatian kementerian lain di luar sektor ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga pangan tentunya merupakan tanggung jawab kami bersama, bukan hanya Pak Mentan (Menteri Pertanian) dan Mendag, tapi seluruh anggota ekonomi. Bahwa Polhukam (Politik, Hukum, dan Keamanan) juga prihatin atas tingkat harga pangan, karena ada dampak sosial dan keamanan," jelas Lembong.

Lembong menuturkan, pihaknya masih perlu bekerja keras melakukan terobosan pada pengendalian harga pangan, khsusnya dalam hal memotong rantai pasok yang masih jadi masalah klasik mahalnya harga pangan.

Selain itu, melambungnya harga pangan juga dinilainya sebagai anomali karena banyaknya komoditas pangan yang naik dan terjadi secara tiba-tiba.

"Kalau soal rantai pasok yang panjang, memang jadi keprihatinan saya. Tapi tantangan itu sudah ada sejak 10 tahun lalu. Sementara harga pangan baru melonjak mendadak di 2015 dan awal 2016. Tentunya ini menjadi perhatian kita semua kenapa baru melonjak sekarang," tutur Lembong.

Selain Mendag, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman juga sempat berbicara masalah lonjakan harga pangan. Mentan menyampaikan masalah kenaikan harga pangan itu saat rapat dengan Komisi IV DPR, Senin (25/1/2016). (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads