"Studi akan dipercepat, yang harusnya selesai 2019, jadi 2018 studi seluruhnya," ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Asal tahu saja, Blok East Natuna diperkirakan memiliki cadangan minyak bumi mencapai 1.400.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680.000 barel setara minyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini konsorsium yang terdiri dari PT Pertamina (Persero), Exxon Mobil, dan PTT EP masih melakukan studi mencari cara paling tepat dan ekonomis untuk mengembangkannya.
Tantangan pengelolaan Blok East Natuna salah satunya adalah tantangan geografis mengingat lokasinya yang terletak di laut dalam. Kemudian gas East Natuna mengandung CO2 hingga 72%.
Sampai saat ini masih dicari teknologi untuk pemisahan CO2 yang sangat tinggi itu dan menginjeksinya lagi supaya tidak mencemari udara. Belum pernah ada perusahaan yang pernah memisahkan kandungan CO2 sebesar itu.
Menurut Wirat, saat ini ada opsi bahwa kegiatan pengelolaan akan diutamakan pada pengeboran cadangan minyak ketimbang gas.
"Di bawah ini reservoarnya ada dua, yang atas gas dan yang bawah reservoar minyak. Minyak ini memang nggak banyak tapi bisa diambil dulu minyaknya biar ada aktivitas disini. Dalam 3 tahun bisa kita produksi. Ini yang kita harapkan bisa dipercepat. Tadinya kan mau dikelola bareng-bareng antara minyak sama gas, butuh waktu lama. Tapi biar bisa cepat minyak kita dahulukan," tandasnya. (dna/ang)