"Banyak pelanggan terutama pedagang makanan dan pengusaha sambel pecel minta didatangkan cabai impor yang harganya lebih murah, ini sejak harga cabai lokal di atas Rp 100 ribu per kg," terang Malikah, pedagang grosir cabai di dalam Pasar Legi Kota Blitar saat ditemui detikFinance di kiosnya, Rabu (22/2/2017).
Dalam satu hari, lanjut Malikah, permintaan cabai lokal untuk wilayah Blitar Raya bisa mencapai 3 kuintal. Selain dari China, Malikah mengaku mendapatkan pasokan cabai import juga dari India dan Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Malikah selain melayani pembeli dari Blitar, dia juga mengirimkan cabai import tersebut ke wilayah Tulungagung, Trenggalek sampai Madiun.
Pantauan detikFinance, di Pasar Legi Kota Blitar, Rabu (22/2/2017) harga cabai China ini memang relatif lebih murah, di harga Rp 45 ribu per kg. Sementara harga cabai lokal masih di kisaran Rp 135 ribu per kg.
![]() |
Sementara di tingkat pengecer, harga cabai China dijual seharga Rp 60 ribu per kg. Turmudi, salah satu pedagang cabai eceran mengaku sejak berjualan cabai China ini permintaan makin meningkat tiap hari.
"Warung-warung itu senang beli cabai China ini selain lebih murah katanya kalau diblender dibikin sambal juga awet enggak gampang basi dan lebih pedas. Kalau ibu-ibu rumah tangga malah jarang yang beli ," kata Turmudi.
![]() |
Cabai import ini bentuknya hampir menyerupai cabai merah besar, namun lebih pendek ukurannya. Karena sudah kering, untuk mengolahnya butuh penanganan ekstra. Cabai digodok sampai mendidih, dikeringkan baru diblender. Biasanya para pedagang makanan masih menambah cabai lokal dengan komposisi tiga cabai import dibanding satu cabai lokal untuk sambel dagangan mereka.
"Kami kan buat sambalnya banyak, jadi biar tetap pedas ya dicampur cabai import itu, tapi pembeli enggak ada yang mengeluh atau sakit kok makan cabai import, ya saya teruskan saja," kata Suyanti, seorang pedagang makanan di Jl Anjasmara Kota Blitar. (dna/dna)