Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku serius soal kajian perpindahan ibu kota. Dia telah meminta Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), beserta Kementerian Keuangan untuk mengkaji soal perpindahan ibu kota negara tersebut.
Berikut hasil wawancara khusus detikFinance bersama Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jumat (26/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pak ternyata Istana Bogor adem, tenteram, tak heran Bapak lebih kerasan di sini daripada Istana Merdeka?
Memang kalau dibandingkan itu, di Bogor ini lebih tenang, udaranya lebih sejuk. Di sini kalau kita lihat pagi-pagi, atau habis subuh itu, pasti yang namanya burung, kita juga memelihara, ayam, katak, rusa yang lebih dari 800 itu bersuara. Jadi memberikan kejernihan kita dalam berpikir.
Bisa mengendapkan banyak persoalan-persoalan. Tempat seperti ini mempengaruhi apa yang kita putuskan. Dan keputusan-keputusan itu mempengaruhi kebijakan negara. Oleh sebab itu harus diputuskan dengan pengendapan pikiran yang betul-betul jernih.
Dan Bogor memang menurut saya pas untuk itu. Kalau di Jakarta suasananya kan sibuk, mobil-mobil banyak sekali. Polusinya juga.
![]() |
Jadi banyak keputusan penting diambil di Istana Bogor?
Iya, karena di sini lebih sejuk, lebih tenang. Sehingga untuk memutuskan menurut saya lebih baik.
Bapak lebih sering tinggal di Bogor apakah itu sinyal ibu kota mau pindah?
Memang saya tinggalnya di Bogor. Hanya kegiatan pemerintahan lebih banyak di Jakarta, tapi lebih banyak di Bogor.
Jadi wacana pindah ibu kota itu serius atau masih lama Pak?
Saya kira begini. Semua negara memiliki kota untuk pemerintahan dan kota untuk ekonomi, kota pemerintahan dan kota untuk bisnis, itu betul-betul terpisah. Menurut saya itu baik ya, karena politik dengan bisnis tidak campur, politik dengan pemerintahan dan bisnis campur. Sehingga pemilahan itu sangat diperlukan. Jadi pemikiran ke arah sana sudah dimulai bukan di era saya.
Di eranya presiden pertama Bung Karno sudah mewacanakan itu. Pernah mau dipindahkan ke Bandung. Pernah mau dipindahkan ke Palangka Raya. Zaman Pak Harto pernah mau dipindahkan ke Jonggol. Jadi ini sebuah hal yang sudah lama diwacanakan dan direncanakan.
Saya memang menugaskan Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, untuk mengkaji, mengkalkulasi, menghitung plus dan minusnya. Kira-kira begitu. Tapi belum selesai, masih dalam proses.
Jadi sampai 2019 belum akan pindah ibu kota ya Pak?
Bisa saja kalau kalkulasi atau perhitungannya sudah jelas. Dalam bulan-bulan ini atau tahun ini, bisa saja terjadi sebuah keputusan politik. Karena ini keputusan politik. (wdl/ang)