Indonesia Representative Assistant Food and Agriculture Organization (FAO), Ageng Herianto, mengatakan lebih mahalnya harga beras ketimbang negara produsen lain di ASEAN tersebut lantaran ongkos produksi padi yang tinggi, khususnya karena sempitnya kepemilikan lahan petani.
"Mahal karena komponen ongkos sewa lahan terutama. Itu sangat tinggi, karena banyak petani enggak punya lahan, jadi dia harus sewa, atau punya lahan tapi sedikit. Jatuhnya di ongkos produksi padi yang mahal, jadinya harga jual relatif lebih mahal," jelas Ageng kepada detikFinance, Minggu (18/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diungkapkannya, pola lahan di Indonesia yang sifatnya tersebar dan sempit membuat biaya produksi padi di Indonesia kurang efisien.
Sebagai perbandingan, negara-negara yang berada di aliran Sungai Mekong seperti Thailand, Myanmar, atau Vietnam memiliki lahan yang datar dalam skala yang sangat luas. Hal ini membuat sistem pertanian bisa dilakukan dengan efisien, baik dalam hal irigasi dan infrastruktur lainnya.
"Sawah di negara-negara produsen beras besar di ASEAN itu lahannya flat jadi satu. Kita lahannya kecil-kecil, sehingga kurang efisien. Produktivitas memang kita tinggi, tapi ongkos produksinya lebih mahal," kata Ageng.
Selain permasalahan lahan, komponen lain yang menciptakan biaya tinggi pada petani-petani di Indonesia yakni penggunaan pupuk yang tinggi.
"Tentu kemudian pupuk, karena lahan petani terbatas di Indonesia, untuk mengejar produksi yang tinggi supaya nutup (balik modal), pengunaan pupuknya tinggi," terang Ageng.
Data FAO, harga rata-rata beras di Indonesia per Maret 2017 yakni US$ 0,79 atau Rp 10.499 (kurs Rp 13.290). Sebagai pembanding, harga beras rata-rata per kg di Kamboja yakni US$ 0,42/kg. Harga beras dari negara lainnya Thailand yakni US$ 0,33/kg, dan kemudian Vietnam US$ 0,31/kg. Harga beras di Myanmar bahkan mencapai US$ 0,28/kg.
Beberapa negara yang selama ini jadi eksportir beras di dunia seperti India juga memiliki harga beras yang lebih murah seperti Bangladesh US$ 0,46/kg, beras India US$ 0,48/kg, Pakistan US$ 0,42/kg, dan Sri Lanka US$ 0,50/kg.
Namun demikian, beberapa negara Asia lain di Asia memiliki harga beras yang lebih mahal ketimbang Indonesia, seperti Jepang yang harga berasnya US$ 4,11/kg, Filipina US$ 0,82/kg, China US$ 0,91/kg, Korea Selatan US$ 1,57, Laos US$ 1,01/kg, Nepal US$ 1,03/kg, Arab Saudi US$ 2,16/kg, dan Palestina US$ 1,95/kg. (idr/mkj)