KPPU Temukan Disparitas Harga Beras Tinggi, Kok Bisa?

KPPU Temukan Disparitas Harga Beras Tinggi, Kok Bisa?

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 21 Jul 2017 17:26 WIB
Foto: Dina Rayanti
Jakarta - Tata niaga beras di dalam negeri disebut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kurang sehat. Ini bisa dilihat dari selisih harga beras di petani hingga sampai ke tangan konsumen.

Ketua KPPU, Syarkawi Rauf, mengungkapkan harga beras di konsumen umumnya di atas Rp 10.000/kg, padahal pembelian di petani hanya Rp 4.900/kg untuk GKG (gabah kering giling).

"Dia beli dari petani, dia giling dan kemudian dia kemas, harga Rp 10.500/kg itu marginnya terlalu tinggi. Itu harga rata-rata beras medium di Cipinang," jelas Syarkawi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia mencontohkan, seharusnya harga beras dengan kualitas medium di tingkat konsumen akhir berada pada kisaran Rp 8.000-9.000/kg, setelah dipotong biaya giling, angkut, pengemasan, dan sebagainya.

Dari indikasi tersebut, lanjutnya, KPPU mencium adanya permainan harga.

"Anda lihat di Cipinang itu harga rata-rata beras medium Rp 10.500/kg. Tapi kemudian ketika pasokan beras masuk naik tinggi, harganya tetap alias tidak turun. Harusnya harga mengikuti pasar, ketika suplai melimpah harganya turun, tapi begitu beras pasokan sedikit, naiknya tajam. Jadi ada indikasi kesepakatan harga di antara pedagang besar," terangnya.

"Jadi ada indikasi perilaku ini mengarah ke kartel atau mafia yang menetapkan harga di pasaran," lanjut Syarkawi.


Menurut Syarkawi, dari indikasi-indikasi tersebut, KPPU dan Satgas Pangan terus menggali kemungkinan permainan harga pada komoditas makanan paling pokok di Indonesia itu.

"Ini yang kita sedang cari polanya, kita selidiki. Kalau memang betul, bisa ditindak tegas," kata dia.

Bahkan, pada kasus penggerebekan gudang beras PT Indo Beras Unggul (IBU) di Bekasi, yang merupakan distributor besar, beras dijual di atas Rp 20.400/kg.

"Di petani dia beli atau serap GKG (gabah kering giling) Rp 4.900/kg, kemudian digiling, dia proses dan dia kemas dijual di atas Rp 20.000/kg. Dan itu pemain besar," pungkas Syarkawi. (idr/hns)

Hide Ads