Untuk itu, ia berharap masyarakat tidak pasrah apabila terjadi inflasi atau meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Hal ini mengingat telah mulai terjadi perubahan mental di masyarakat yang makin sadar akan bahayanya inflasi tinggi.
"Karena kita lama, sudah lama budaya kita pasrah mengenai inflasi. Sudah menjadi persepsi publik, waktu itu inflasi di kisaran 8-10% itu dianggap sesuatu yang wajar dan tidak bisa diapa-apakan padahal bisa kita kerjain," kata Jokowi dalam paparan pada acara Rakornas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjut Jokowi, jika inflasi terus bisa ditekan, rakyat juga yang akhirnya bisa merasakan. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi bisa tinggi tapi inflasi tidak terjaga, sehingga bisa menyebabkan masyarakat tekor.
"Tapi kalau pertumbuhan ekonomi 5%, tapi inflasi berada pada angka 4% atau 3%, rakyat enteng untuk menjangkau sebuah harga. Betapa pentingnya yang namanya inflasi. Inilah fungsinya inflasi ditekan. Sekali lagi, jangan pasrah terhadap yang namanya inflasi. Kita tekan habis," tukasnya. (wdl/wdl)