Jonan mengungkapkan, dirinya meminta Chevron segera mengajukan usulan apabila raksasa migas itu masih berminat mengelola Blok Rokan pasca 2021. Kontrak Chevron di ladang minyak terbesar se-Indonesia itu akan habis pada 2021.
"Chevron akan habis kontraknya di Rokan pada 2021. Kami mengatakan, kalau mereka berharap ini diperpanjang, coba sampaikan usulan," kata Jonan dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (1/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diharapkan Chevron mengajukan usulan mengenai bagaimana keinginan mereka soal perpanjangan kontrak. Pemerintah akan mengevaluasinya, membandingkannya dengan usulan perusahaan migas lain yang juga berminat menggarap ladang minyak Rokan.
Jika usulan Chevron adalah yang terbaik dan memberikan keuntungan paling maksimal untuk negara, maka kontrak mereka akan diperpanjang lagi selama 20 tahun sampai 2041.
"Nanti kami evaluasi, cocok tidak usulannya. Silakan diusulkan, maunya apa kalau itu diperpanjang," tutupnya.
Untuk diketahui, Indonesia memiliki 2 lapangan minyak raksasa di Blok Rokan, Riau. Kedua lapangan itu adalah Minas dan Duri. Lapangan Minas yang telah memproduksi minyak hingga 4,5 miliar barel minyak sejak mulai berproduksi pada 1970-an adalah lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara.
Pada masa jayanya, produksi minyak Lapangan Minas pernah menembus angka 1 juta barel per hari (bph). Sekarang lapangan tua ini masih bisa menghasilkan minyak sekitar 45.000 bph.
'Saudara' Lapangan Minas, yaitu Lapangan Duri, juga salah satu lapangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Lapangan ini menghasilkan minyak mentah unik yang dikenal dengan nama Duri Crude.
Blok Rokan yang memiliki luas wilayah 6.264 km2 pada 2016 lalu masih mampu menghasilkan minyak hingga 256.000 bph, hampir sepertiga dari total produksi minyak nasional saat ini. Chevron sudah memegang kontrak Blok Rokan sejak 1971 atau 50 tahun lalu. (mca/wdl)