Kepala Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Riyanto Basuki, mengatakan perlu ada gudang garam dalam skala besar untuk mengamankan pasokan garam saat terjadi kelangkaan seperti sekarang ini.
"Memang perlu banyak gudang garam, karena sekarang ini kurang. KKP sendiri sekarang mulai bangun gudang-gudang besar untuk garam. Gunanya untuk mengantisipasi saat terjadi paceklik. Ini sudah mulai sejak 2 tahun lalu dengan sistem resi gudang," kata dia kepada detikFinance, Selasa (1/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, gudang garam sebenarnya tak jauh berbeda dengan gudang beras sebagaimana yang dimiliki Perum Bulog. Hanya beberapa modifikasi yang diperlukan, yakni dibuat saluran untuk menampung garam yang mencair.
"Memang gudangnya khusus, tapi modelnya sama seperti di Bulog. Yang berbeda perlu dibuat parit-parit manakala ada pencairan garam," ujar Riyanto.
Diungkapkannya, garam saat ini belum menjadi komoditas strategis, sehingga memang belum ditetapkan cadangan yang diperlukan oleh pemerintah untuk langkah stabilisasi.
"Kalau hitungan cadangan aman kan belum ada, karena garam belum masuk dalam komoditas strategis," tutur Riyanto.
Senada, menurut mantan Dirut PT Garam, Usman Perdanakusuma, agar masalah kelangkaan gara, tak terulang lagi tahun depan dan seterusnya, maka harus dibangun gudang garam. PT Garam harus punya gudang berteknologi canggih yang bisa menyimpan minimal 100.000-ton garam untuk stok satu tahun ke depan.
Sehingga, tidak terjadi kelangkaan garam saat terjadi anomali cuaca seperti sekarang.
"Jadi PT Garam tidak hanya memproduksi lalu menjual, tapi juga melakukan stok untuk setahun ke depan. Yang disimpan serapan dari garam rakyat," ujar Usman kepada detikFinance, Senin (31/7/2017). (idr/hns)