Ekonomi RI Lesu, Orang Enggak Berani Ambil Kredit

Ekonomi RI Lesu, Orang Enggak Berani Ambil Kredit

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 04 Agu 2017 10:50 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Kondisi ekonomi nasional yang melesu membuat penyaluran kredit perbankan mengalami perlambatan. Hal ini tercermin dari data pertumbuhan kredit di Bank Indonesia (BI)

Kredit perbankan nasional terus mengalami perlambatan sejak 2011 lalu. Paling tinggi pernah terjadi pada 2011 yakni mencapai 24,5%. Kemudian memasuki 2012 pertumbuhan kredit melambat menjadi 23,1%.

Pada 2013 kembali merosot ke posisi 17%. Lalu di 2014 kredit lagi-lagi mengalami perlambatan yaitu ke posisi 10,5%. Kemudian 2015 realisasi kredit hanya 10%. Lalu pada akhir 2016 posisi kredit tercatat 7,87%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu pada Mei 2017 ini penyaluran kredit tercatat 8,7% lebih rendah dibandingkan periode bulan sebelumnya 9,5%. Bank Indonesia (BI) menyebutkan pertumbuhan kredit diproyeksikan 9%-11% namun masih dibayangi oleh prospek pemulihan permintaan domestik dan kemajuan konsolidasi perbankan.

Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan perlambatan pada penyaluran kredit terjadi karena ekonomi lesu dan daya beli masyarakat terus turun.

"Kelesuan ekonomi dan penurunan daya beli jadi pengaruh kredit bank tidak ekspansif semester I tahun ini. Dan ini mempengaruhi dana yang belum disalurkan dari perbankan, akan ada kenaikan, padahal dana yang disimpan cukup banyak," ujar dia.

Menanggapi hal tersebut Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk Glen Glenardi mengatakan, daya beli dan lesunya ekonomi memang menyebabkan melambatnya penyaluran kredit perbankan.

"Ya saya rasa seperti itu permintaan rendah akan pengaruh ke penyaluran kredit," kata Glen saat dihubungi detikFinance, Jumat (4/8/2017).

Dia mengatakan, bank saat ini hanya berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menyalurkan kredit. Karena untuk mencapai di atas double digit agak sulit.

(mkj/mkj)

Hide Ads