Begini Pentingnya Big Data untuk Perbankan

Begini Pentingnya Big Data untuk Perbankan

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 09 Agu 2017 10:43 WIB
Gedung Bank Indonesia. Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Bank Indonesia (BI) sudah memanfaatkan big data dalam perumusan kebijakan sejak tahun 2014 lalu. Pemanfaatan big data dilakukan dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam mencari data yang kemudian dirumuskan ke dalam sebuah kebijakan.

Adapun yang dimaksud dengan big data adalah kumpulan data yang didapatkan dari berbagai sumber baik primer maupun sekunder dan diolah untuk diambil manfaatnya untuk melahirkan solusi.

Data primer berasal dari laporan bank, non bank, serta survei. Sedangkan data sekunder berasal dari social media, portal online, internet search data, satelite images, dan mobile location.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemanfaatan big data diharapkan bisa membantu mengambil keputusan baik di sistem pembayaran, moneter, pengelolaan uang rupiah," kata Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, dalam acara Globalisasi Digital: Optimalisasi Pemanfaatan Big Data untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi" di Gedung Thamrin BI, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2017).

Pemanfaatan big data dipilih karena adanya data yang selalu tersedia secara real time dan mencerminkan langsung kondisi di lapangan. Pemanfaatan big data juga sudah banyak digunakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) di beberapa daerah di Indonesia.

Pemanfaatan big data kemudian diaplikasikan untuk meningkatkan layanan publik. Beberapa kota di Indonesia yang sudah memanfaatkan big data, antara lain Jakarta dan Makassar.

"Pemda melalui aplikasi smart city juga sudah mulai menggunakan big data untuk meningkatkan layanan publik," ujar Agus.

Dengan dimanfaatkannya big data, lanjut Agus, kelangkaan komoditas di beberapa daerah juga bisa diatasi dengan suplai dari daerah lain yang memiliki kelebihan pasokan. Sehingga gejolak harga akibat kelangkaan komoditas pangan khususnya dapat diatasi.

"Kami susun, persiapkan agar inflasi betul-betul terkendali di Indonesia. Kami yakin inflasi rendah dan stabil adalah kunci untuk Indonesia bisa membangun ekonomi yang lebih tangguh," tutur Agus.

Dengan memanfaatkan big data, kata Agus, ada indikator baru yang tersedia lebih cepat dan akurat. Hal ini menjadi penting dalam merumuskan kebijakan baik di tingkat Pemda maupun di bank sentral. Selain itu, persepsi atas kebijakan yang sudah dikeluarkan juga bisa dimonitor dan dianalisa lebih lanjut untuk perbaikan ke depan.

"Tersedianya indikator baru secara cepat dan sering untuk atasi lagi yang sering dihadapkan dalam merumuskan kebijakan. Selain itu, persepsi publik atas kebijakan Bank Indonesia bisa dipantau secara akurat melalui sentimen analisa," kata Agus. (ara/ang)

Hide Ads