Pertaruhan Nama Besar Sri Mulyani di Target Setoran Pajak 2018

Pertaruhan Nama Besar Sri Mulyani di Target Setoran Pajak 2018

Maikel Jefriando - detikFinance
Selasa, 22 Agu 2017 15:34 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Target pajak tak lagi tinggi. Bila dibandingkan dengan realisasi pada 2016 dan target pada 2017, target penerimaan pajak memang lebih tinggi, namun pertumbuhannya tidak lebih besar.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sepertinya tidak mau ambil risiko berat. Kredibilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan nama besar Sri Mulyani turut menjadi pertaruhan bila target pajak meleset terlalu jauh dari realisasinya.

Apalagi Sri Mulyani selalu mengumbar soal kredibilitas APBN sejak menggantikan Bambang Brodjonegoro. Belum lagi ketika belanja mampu terserap, maka konsekuensi yang harus ditempuh adalah penambahan utang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Target penerimaan pajak dalam RAPBN 2018 menurut kami cukup realistis dan moderat, meski tetap menunjukkan optimisme yang cukup tinggi," kata Yustinus Prastowo, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/8/2017).


Target penerimaan pajak pada RAPBN 2018 adalah Rp 1.415 triliun. Dibandingkan target periode sekarang yang sebesar Rp 1.241,8 triliun, maka pertumbuhan penerimaan pajak hanya 9% atau lebih rendah dibandingkan beberapa tahun terakhir dengan pertumbuhan pada kisaran 15%.

Akan tetapi, Yustinus memproyeksikan realisasi penerimaan pajak pada 2017 berkisar Rp 1.094,88 triliun hingga Rp 1.169,86 triliun atau 85,3% hingga 91,14% dari target. Sehingga peningkatan yang akan terjadi terhadap target sekarang adalah 21%.

"Proyeksi ini didasari oleh kinerja penerimaan per Juli 2017 yang meskipun menunjukkan kenaikan, namun belum memuaskan," ujarnya.


Yustinus merinci, penerimaan PPh non-migas meningkat 29,39% atau sebesar Rp 816,99 triliun dibandingkan proyeksi realisasi penerimaan PPh non-migas tahun 2017. Di tahun 2017 sendiri, proyeksi hanya mencapai Rp 631,4 triliun atau 85,07% dari target. Proyeksi ini didasari kinerja penerimaan PPh non-migas tahun 2017 yang lebih rendah dari tiga tahun sebelumnya.

Per-Juli 2017, kinerja PPh non-migas hanya sebesar 7,62% yoy, jauh lebih rendah rata-rata kinerja tiga tahun terakhir yaitu 15,15%. Hal ini dikarenakan belum optimalnya tindak lanjut atas data amnesti pajak karena masih menunggu diterbitkannya Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan UU.

"Penerimaan PPh non-migas dalam target RAPBN 2018 adalah yang paling berat untuk dicapai," imbuhnya.


Optimisme justru muncul pada penerimaan PPN. Dalam RAPBN 2018, target penerimaan PPN sebesar Rp 535,3 triliun. Dibandingkan dengan proyeksi realisasi penerimaan PPN tahun 2017, target penerimaan PPN dalam RAPBN 2018 meningkat 13,7%.

Pada 2017, proyeksi realisasi penerimaan PPN mencapai angka Rp 470 triliun. Hal ini didasari peningkatan kinerja penerimaan PPN per- Juli 2017 yang meningkat 11,13% y.o.y. Dengan performa ini target PPN 2018 diperkirakan akan tercapai.

"Target penerimaan PPN lebih realistis dibandingkan target penerimaan PPh non-migas," pungkasnya.

Pertaruhan Nama Besar Sri Mulyani di Target Setoran Pajak 2018Foto: Tim Infografis: Zaki Alfarabi
(mkj/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads