Berdasarkan peta jalan menuju lumbung pangan dunia pada 2045, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menetapkan target pencapaian swasembada pangan.
"Komoditas beras, bawang merah dan cabai kita sudah tidak impor mulai 2016, jagung pada 2017 tidak ada impor dan pada 2017 kita ekspor bawang merah membalikkan keadaan ke Thailand dan tingkatkan ekspor ke beberapa negara Asia Tenggara," ujar Amran dalam keterangan tertulis dari Kementan, Selasa (22/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran menyampaikan target-target itu bersama Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Sidarto Danusubroto, saat menghadiri rapat ke-4 Persiapan Rembuk Nasional 2017, di Kementan Selasa (22/8/2017).
Selain itu, menurut Amran, mulai 2017 ini Kementan tertekad akan mengembalikan kejayaan rempah Indonesia yang dulu menguasai pasar dunia seperti pala, kopi, cengkeh dan lada. Komoditas kopi saat ini berada di peringkat 4 dunia, sehingga akan diupayakan minimal berada pada peringkat 2 dunia.
"Kita optimistis bisa wujudkan. Tahun ini kita mulai kerjakan beri bantuan paket komplit secara gratis, anggaran disiapkan Rp 5,5 triliun untuk komoditas hortikultura dan perkebunan. Kemarin Deputi Perdana Menteri Uzbekistan diperintahkan langsung Presidennya berkunjung ke Kementan. Mereka ingin mencontoh Indonesia yang berhasil swasembada beras, jagung, cabai dan bawang merah," ujarnya.
Sementara itu, Sidarto mengapresiasi tentang capaian Kementan selama 3 tahun di atas. Bahkan, menurutnya, upaya Kementan dalam memberantas mafia pangan dan menyediakan pangan strategis dengan harga stabil merupakan upaya yang bagus dalam mengimplementasikan nawa cita Jokowi-JK.
"Saya apresiasi apa yang dilakukan Mentan selama 3 tahun, mewujudkan swasembada pangan dan melawan mafia pangan. Presiden memiliki konsen untuk memberantas mafia di semua bidang khususnya masalah pangan. Tidak boleh lagi ada celah yang dikuasai mafia," katanya.
(nwy/hns)