Pipa Kalija I Terancam Kehabisan Pasokan Gas, Apa Solusinya?

Pipa Kalija I Terancam Kehabisan Pasokan Gas, Apa Solusinya?

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 30 Agu 2017 17:35 WIB
Foto: Ilustrasi oleh Mindra Purnomo
Jakarta - Pasokan gas untuk pipa transmisi ruas Kepodang-Tambak Lorok alias pipa Kalimantan Jawa (Kalija I) terancam habis. Selama ini Pipa Kalija I mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok di Semarang. Masalahnya, cadangan gas di Lapangan Kepodang ternyata tidak sebesar yang diperkirakan.

Dalam Plan of Development (PoD), Lapangan Kepodang rencananya memproduksi gas dan memasok ke PLTGU Tambak Lorok lewat pipa Kalija I sampai 2026, tapi ternyata gasnya sudah akan habis di 2018. Petronas Carigali, operator Lapangan Kepodang, sudah mengumumkan keadaan kahar (force majeure) pada 8 Juni 2017 lalu.


Dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara PT Kalimantan Jawa Gas (KJG), harusnya pasokan gas dari Kepodang sebesar 110 MMSCFD. Kondisinya saat ini, pasokan gas hanya 80 MMSCFD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Komite BPH Migas, Jugi Prajogio, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mencari solusi agar pipa Kalija I sepanjang 207 kilometer (km) dengan kapasitas 150 MMSCFD ini tak mubazir.

BPH Migas telah mengumpulkan PLN, Pertagas, dan PGN. Dari rencana kerja masing-masing perusahaan tersebut, sedang dicari solusi agar pipa Kalija I masih bisa dimanfaatkan.

"Setiap badan usaha kan punya rencana kerja. PLN, PGN, Pertagas kan punya rencana kerja, kita bahas bersama minggu kemarin, kita sinkronisasi supaya enggak sepotong-sepotong. Siapa tahu ada peluang di mana pipa Kalija I masih bisa dimanfaatkan. Mudah-mudahan ada jalan keluarnya," kata Jugi saat ditemui di Kantor BPH Migas, Jakarta, Rabu (30/8/2017).

Cukup sulit mencari sumber gas baru untuk pipa Kalija I. Sebab, sumber gas harus dari lapangan di lepas pantai (offshore) seperti Lapangan Kepodang. "Pasokannya harus dari offshore masuk ke situ. Harus ada pengganti yang sama-sama offshore," tukasnya.

Solusi lain yang dapat ditempuh adalah dengan menempatkan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk menerima gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dan mengalirkannya ke pipa Kalija I. Opsi-opsi solusi masih dibahas.

"Supaya ini bisa jalan, tidak idle, paling bagus ada FSRU untuk LNG," tutupnya. (mca/dna)

Hide Ads