Kasi Kantor Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Anwar Sanusi, mengungkapkan pihaknya khawatir rencana pengembangan landasan udara itu menjadi bandara komersial akan membuat jalan akses ke Jakarta dan Parung itu semakin macet. Harapannya, ada pelebaran jalan sebelum bandara difungsikan untuk banyak penerbangan
"Kalau warga banyak yang sudah tahu, tapi kan dari dulu wacana terus. Kalau memang beneran jadi, ya tolong itu lebarkan dulu jalannya. Itu kan jalan provinsi, memang yang tanggung jawab itu di provinsi. Soalnya kan macet ya," kata Sanusi ditemui di kantornya, Jumat (9/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pondok Cabe Calon Bandara Komersial |
Menurut dia, saat ini saja, jalan raya yang berada persis di tepi landasan udara itu sudah kerap macet parah. Kemacetan biasanya akan terjadi seharian saat akhir pekan. Sementara saat hari kerja, macet hanya terjadi pada masuk dan pulang kantor.
"Kalau macet kan relatif. Dari dulu sudah macet, karena di sini kan pemukiman banyak. Tapi bisa dikurangi kalau jalannya bisa agak lebar," kata Sanusi.
Sementara itu, Sutrisno, warga sekitar mengungkapkan pemerintah daerah harus segera melebarkan jalan jika memang landasan udara Pondok Cabe jadi bandara komersial.
"Saya sebagai warga sini sebenarnya tak terlalu keberatan kalau bandara ini jadi bandara yang lebih besar. Cuma kan pasti jatuhnya jadi semakin ramai nih, sekarang saja sudah macet, kalau sudah jadi ramai bandaranya, pasti makin macet nanti," kata Sutrisno.
Dia menuturkan, agar tak terlalu macet, dirinya berharap jalan akses ke bandara tersebut diperlebar. Saat ini, lebar jalan hannya sekitar 6 meter saja. Itu pun banyak ditemui kerusakan di beberapa titik dari Cirendeu yang mengarah ke Pondok Cabe.
"Kalau mau bandaranya jadi ramai ya itu jalan tolong dilebarin dulu. Segini saja sudah macet banget, memang enggak seharian macetnya, pas pagi sama sore saja. Kemudian kalau Sabtu-Minggu juga macet sekali. Mau enggak mau harus dilebarin lagi," tuturnya pria yang sudah tinggal di gang samping bandara ini sejak tahun 1990. (idr/hns)