Cuma, pedagang di pasar tradisional alias pasar becek mengaku tak mengerti bedannya beras premium dan medium. Contohnya, pedagang beras Pasar Klender, Jakarta Timur, Saeful mengungkapkan sudah mendengar pemberlakuan HET beras di televisi.
Namun, dia belum memahami kategori kualitas beras, premium dan medium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saeful mengatakan kebanyakan pembeli juga tak tahu pembagian kualitas beras. Menurutnya, orang beli beras tahunya yang bagus harga seliternya di atas Rp 10.000/liter, yang mau kualitas bagus tapi standar Rp 9.000/liter, ada juga kualitas di bawah itu harganya Rp 8.000/liter.
Saeful menjual beras jenis IR 64 dengan harga Rp 10.000/liter, kemudian beras Bandung Rp 12.000/liter, beras Ramos Rp 11.000/liter, dan beras perah Rp 8.000/liter.
Pedagang beras lainnya di Pasar Klender, Nano, menuturkan hal yang sama. Dia mengaku tak paham dengan kategori beras premium dan medium sesuai aturan HET yang beberapa minggu lalu banyak dilihatnya di televisi.
"Kurang paham itu apa itu maksudnya premium apa itu medium. Beras ya di sini orang sudah tahu semua, mau beli yang mana ada nama-namanya sendiri," terang Nano.
Seperti diketahui, pemerintah menetapkan HET untuk beras dengan pembagian 3 kategori yakni beras premium dengan harga jual paling mahal di daerah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan paling mahal medium Rp 9.450/kg, dan premium Rp 12.800/kg.
Sementara untuk daerah lainnya yang bukan penghasil beras utama antara lain Sumatera non Sumsel yakni medium Rp 9.950/kg, premium Rp 13.300/kg, Bali dan NTB medium Rp 9.450/kg, Rp premium Rp 12.800/kg, NTT medium Rp 9.950/kg dan premium Rp 13.300/kg, Sulawesi non Sulsel medium Rp 9.450/kg dan premium Rp 12.800/kg, Kalimantan medium Rp 9.950/kg dan premium Rp 13.300/kg, serta Maluku dan Papua medium Rp 10.250/kg dan premium Rp 13.600/kg. (idr/hns)