"(Keuntungan) tentu dalam bidang perdagangan. Kedua ini menyangkut persaingan. Kalau Vietnam sudah menandatangani, kita tidak, nanti berbeda perlakuan kepada ekspor Indonesia dan nasional pada umumnya," kata JK di The Hotel Waterloolaan, Brussel, Senin (9/10/2017).
"Kalau Vietnam dia mengacu pada AS dulu, TPP. Jadi bisa segera berlaku kan kita masih perlu. Pak Dubes tentu tanggung jawab juga," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK bertemu Komisi Eropa hari ini. Salah satu yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah tentang perkembangan IEU-CEPA.
"CEPA itu perundingan, perundingan itu tarik menarik. Menjaga kepentingan masing-masing. Beberapa kepentingan yang harus kita bicarakan soal sawit, visa, soal perdagangan industri lainnya," tutur JK.
Menurut JK, Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sudah dibahas sebanyak 3 putaran.
Pertemuan akan digelar di kantor Komisi Eropa, Brussel, Senin (9/10) siang. Menemani JK dalam pertemuan tersebut, Menko PMK Puan Maharani, Ketua Kadin Rosan Roeslani, dan Duta Besar RI untuk Belgia Yuri O Thamrin.
"CEPA itu perundingan, perundingan itu tarik menarik. Menjaga kepentingan masing-masing. Beberapa kepentingan yang harus kita bicarakan soal sawit, visa, soal perdagangan industri lainnya,"
Menurut JK, IEU-CEPA bisa saja dijalankan, asal kepentingan-kepentingan Indonesia terakomodasi dan terjaga. Ia pun menargetkan tahun depan IEU-CEPA akan mulai bisa dijalankan.
"Soal black campaign dan penetapan tarif yang nanti berbeda, saya tidak ingin seperti itu. Ingin juga tahun depan kita capai. Desember kan praktis kegiatan di sini menurun sekali. Kita harap tahun depan, awal-awal," tutur JK. (rna/hns)