Senangnya Anak Pulau Tiga Sekarang Listrik Tak Lagi Dibatasi

Senangnya Anak Pulau Tiga Sekarang Listrik Tak Lagi Dibatasi

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 19 Okt 2017 10:20 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Natuna - Masyarakat Pulau Tiga, Natuna, Kepulauan Riau, hanya bisa menikmati listrik selama 7 jam sehari, yakni dari pukul 5 sore hingga 12 malam saja. Hal itu lantaran pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) 100 kilo watt (kw) yang ada di sana dimanfaatkan secara swakelola oleh masyarakat setempat.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Riau dan Kepri pun kini tengah menyiapkan pembangunan PLTD berkapasitas 3x500 kw di pulau tersebut. Transmisi atau jaringan listrik sepanjang 12 km pun tengah dipasang.

Akhir tahun ini diperkirakan PLTD tersebut bisa beroperasi penuh. Namun untuk tahap awal baru bisa melayani 14 Jam terlebih dahulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak-anak nelayan di Pulau Tiga kegirangan mendengar hal itu. Sebab selama ini waktu mereka untuk menikmati tayangan televisi sangat terbatas.

"Paling nonton kalau malam, tapi jam 10 juga sudah tidur enggak pernah nonton kartun. Kalau hari minggu pagi kan banyak kartun," kata Dimas kepada detikFinance di Pulau Tiga, Natuna, Kepri, Rabu (18/10/2017).

Sementara Afrizal yang berprofesi sebagai nelayan berharap PLN bisa cepat meningkatkan layanan hingga 24 jam penuh. Selama ini mereka terbatas untuk menggunakan alat-alat elektronik, seperti televisi, kulkas hingga kebutuhan untuk mengisi daya telepon genggam.
Senangnya Anak Pulau Tiga Karena Listrik Tak Lagi DibatasiFoto: Danang Sugianto/detikFinance
"Kita berharapnya bisa 24 jam. Kulkas juga enggak seharian buat simpan makanan," tuturnya.

Meski begitu dirinya tetap menyambut baik. Sebab untuk saat ini dia membayar tarif listrik yang dilakukan secara swakelola sebesar Rp 10.000 ribu per hari atau Rp 300 ribu per bulan hanya untuk menikmati listrik 7 jam.

Memang sebelum dimanfaatkan secara swakelola, PLTD yang ada saat ini dikelola oleh Perusahaan Daerah dengan memanfaatkan subsidi. Namun karena kehabisan pasokan subsidi, Perusda tak sanggup lagi mengelola dan akhirnya diserahkan ke masyarakat setempat.

"Dulu dengan Perusda saya bayar Rp 120 ribu per bulan. Ya kita harap nanti dengan PLN bisa lebih murah," imbuhnya.
Senangnya Anak Pulau Tiga Karena Listrik Tak Lagi DibatasiFoto: Danang Sugianto/detikFinance
(ang/ang)

Hide Ads