Di Natuna misalnya, Kabupaten yang terdiri 15 kecamatan berupa pulau-pulau kecil ini sudah lama memimpikan adanya kesetaraan harga BBM. Solar yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat sebagai nelayan harganya lebih mahal ketimbang di kota besar lainnya.
"Dulu itu bedanya bisa Rp 2 ribu-3 ribu per liter. Memang permasalahan kita di sini distribusi, makanya harganya mahal," kata Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti di Natuna, Jumat (20/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga si pelaku usaha ini menambah biaya ongkos transportasi, jadi harga jualnya lebih mahal. Kalau program itukan Pertamina ikut menanggung biayanya," tambahnya.
Setelah program BBM satu harga tersebut digulirkan, perlahan harga solar di Natuna mulai menurun. Bahkan saat ini sudah hampir setara. Sejak tahun ini rata-rata harga solar di Natuna sekitar Rp 6-7 ribu per liter.
Kendati begitu, dari 15 kecamatan yang ada di Natuna setidaknya sudah ada 1 kecamatan yakni Bunguran Timur telah merasakan harga solar yang setara.
"Sekitar Oktober tahun ini rencananya Pak Jokowi akan meresmikannya. Kecamatan itu memang yang paling siap. Sisanya masih belum," tambahnya. (mkj/mkj)











































