Hal tersebut diungkapkan Jokowi saat menutup Rembuk Nasional 2017 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10/2017).
Dia berujar, proyek yang dimaksud adalah proyek kereta yang dilakukan groundbreaking sampai 3 kali yakni pembangunan rel kereta api di Sulawesi Selatan. Namun begitu, tetap saja proyek tersebut belum juga rampung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, menurut Jokowi, dirinya tidak akan datang lagi mengecek proyek setelah groundbreaking. Namun, sebaliknya, dirinya ingin memastikan semua proyek berjalan mulus sehingga perlu dicek berkali-kali.
"Saya enggak mau dibohongi itu, negara ini negara besar, Sabang Merauke, (pejabat) mikirnya setelah groundbreaking (saya) enggak ke situ. Satu proyek bisa 4,6,8 kali (kunjungi). Ingin pastikan proyek ada progres jalan," ucapnya.
Jika dirnya intensi mengunjungi proyek, maka pastilah menteri dan pejabat di bawahnya akan memastikan proyek bisa berjalan maju sebelum dirinya tiba.
"Saya awasi benar, saya ikuti betul prosesnya, saya datang ke satu tempat bisa 4 sampai 6 kali. Kenapa? Karena dalam manajemen, kalau tidak ada pengawasan dan kontrol enggak jadi. Saya datang 2 kali, Pak Menteri datang 4 kali, Dirjen 8 kali. Iya dong, saya mau datang, pasti menterinya cek (dulu) sudah siap apa belum. Dirjennya tengak-tengok lebih banyak," tandas Jokowi.
Kegiatan blusukan ke satu lokasi proyek lebih dari sekali, bahkan dilakoni hingga ke ujung perbatasan negara. Termasuk saat peninjauannya ke pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
"Yang jauh pun misalnya PLBN Entikong itu jauh banget. Ke sana sudah 3 kali, waktu pertama pos lintas kok kayak bagusan kelurahan. Pak Menteri (PUPR) 2 minggu diruntuhkan saja. Saya minta pos lintas batas kita 3 kali lebih baik dari sana (negara tetangga)," pungkas Jokowi. (dna/dna)