Survei Nielsen: Terjadi Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah Bawah

Survei Nielsen: Terjadi Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah Bawah

Maikel Jefriando - detikFinance
Kamis, 02 Nov 2017 15:35 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Survei yang dilakukan oleh The Nielsen Company Indonesia (Nielsen) memaparkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat kelas menengah dan bawah. Hal ini terjadi akibat beberapa faktor.

Sebelum masuk ke penurunan daya beli masyarakat tersebut, Nielsen melaporkan terjadinya perlambatan untuk konsumsi khusus consumer goods.

Tepatnya, barang konsumen yang bergerak cepat (Fast moving consumer goods/FMCG). FCMG adalah produk-produk yang dapat terjual secara cepat dengan harga yang relatif murah, dan biasanya merupakan kebutuhan sehari-hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


FMCG selama 2017 tercatat tumbuh hanya 2,7% pada laporan Nielsen soal Indonesia Market Insights: Perlambatan Pertumbuhan Retail FMCG Indonesia, Oktober 2017.

Survei Nielsen: Terjadi Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah Bawah.Survei Nielsen: Terjadi Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah Bawah. Foto: Dok. Nielsen

Sementara di 2016 lalu pertumbuhan FMCG ini secara setahun sebesar 7,7%. Nielsen mencatat rata-rata pertumbuhan normal tahunan FCMG mencapai 11%. Selama lebaran 2017 sendiri, pertumbuhannya hanya 5%, padahal di tahun sebelumnya mencapai 13,4%.


Mari masuk ke inti judul dari artikel ini. Nielsen memaparkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat kelas menengah dan bawah.

Mengapa?

Faktor pertama adalah karena turunnya Take Home Pay (THP/Gaji total) dari masyarakat tersebut di mana di dalamnya terdapat komponen lembur, komisi, jasa, sampai pemasukan lainnya yang ternyata ada penurunan.

Survei Nielsen: Terjadi Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah Bawah.Survei Nielsen: Terjadi Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah Bawah. Foto: Dok. Nielsen

Kemudian, masyarakat kelas menengah-bawah ini mengalami kenaikan living cost (biaya hidup). Sampai-sampai, konsumsi mie instan, susu bubuk, kopi sampai minuman mengalami penurunan konsumsi.


Bagaimana dengan kelas menengah-atas? Laporan Nielsen menyebut, kelas menengah atas masih menunggu situasi di mana mereka hanya 'wait and see'. Namun ada indikasi di mana pengeluaran lifestyle cenderung terus tumbuh.

Survei Nielsen: Terjadi Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah Bawah.Survei Nielsen: Terjadi Pelemahan Daya Beli Kelas Menengah Bawah. Foto: Dok. Nielsen

"Perlambatan pertumbuhan FMCG di tahun ini bukan semata-mata dipengaruhi langsung oleh bertumbuhnya e-commerce di Indonesia. Untuk core products FMCG e-commerce hanya mencapai kurang lebih 1% dibandingkan dengan penjualan offline secara total," demikian salah satu Summary Laporan Nielsen yang disampaikan oleh Ernawati, Associate Director The Nielsen Company Indonesia. (mkj/ang)

Hide Ads