Pernikahan putri orang nomor 1 di Indonesia itu digelar dengan konsep tradisional, mulai dari prosesi kirab, siraman, midodareni, akad nikah hingga resepsi. Hajatan besar itu pun mengundang 8.000 tamu dari berbagai kalangan.
Nah, jika ingin nikah adat ala Kahiyang dan Bobby, bagaimana cara mengatur bujetnya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perencana keuangan, Safir Senduk, menjelaskan ada yang perlu diperhatikan untuk bisa menggelar acara pernikahan seperti putri Presiden Jokowi. Menurut Safir, hal yang harus diperhatikan ialah unsur kesederhanaan.
"Prinsipnya begini, katakanlah orang menengah mungkin penghasilannya Rp 10 juta-Rp 20 juta, maka yang harus dilihat sebetulnya adalah kesederhanaan," kata Safir kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (8/11/2017).
"Kesederhanaan itu bukan melihat dari jumlah orang yang datang atau diundang itu sedikit, salah kaprah kalau melihatnya seperti itu. Tapi dilihat dari pestanya itu ngapain saja. Kalau pestanya itu dekorasinya sangat bagus, mahal segala macam. Jadi sederhana atau tidak itu dilihat dari dekorasinya, kualitas barang-barang yang digunakan segala macam," jelas Safir.
Menurut Safir, bila melihat dari latar belakang Jokowi yang sebelumnya seorang pengusaha, maka menggelar acara pernikahan besar tak sulit dilakukan. Terlebih, gedung serta katering yang digunakan merupakan milik Jokowi.
Jadi, Safir menjelaskan, dengan asumsi enggak punya gedung sendiri dan lain sebagainya, mungkin bisa dimulai dari mengatur jumlah tamu yang diundang, karena itu akan batasi jumlah katering. Kemudian, fokus pada keluarga dan teman kerja.
Bagi seorang pegawai kantoran, kata Safir, merealisasikan hal itu memang lebih berat dibandingkan posisi sebagai pengusaha. Seorang pegawai kantoran butuh cukup waktu dan usaha agar bisa merealisasikan pernikahan itu.
"Kalau memang dia karyawan, dia karyawan yang memang jabatannya sudah tinggi sehingga penghasilan dan bonus-bonus bulannya sudah besar. Kalau dia karyawan ya mungkin umur-umur 30-35 tahun sudah bisa, dengan catatan dia nabung dan investasi. Itu perkiraan mungkin dengan penghasilan Rp 40 juta/bulan," terang Safir.
Sementara, menurut Safir, bagi seorang pengusaha untuk bisa mendapatkan penghasilan Rp 40 juta/bulan lebih mudah dilakukan ketimbang seorang pegawai.
"Yang namanya pengusaha, dapat Rp 40 juta itu biasa. Apalagi kalau kita umur 30-35, itu Rp 40 juta biasa. Karena yang namanya usaha biasanya mereka main di duplikasi, contoh buka warung makan, dengan buka cabang berarti itu menggandakan atau menduplikasi omzetnya. Sementara kalau karyawan kan dia enggak main duplikasi, dia hanya fokus 1 jabatan saja," ujarnya.
Namun, Safir mengatakan, semua itu kembali lagi pada melakukan perencanaan yang matang, mulai dari menghitung pengeluaran serta berbagai biaya lainnya untuk bisa menggelar pesta pernikahan yang serupa putri dari Presiden Jokowi.
"Jadi kalau anaknya masih milenial, belum 30 tahun, kalau tidak pakai uang warisan ya agak susah ngundang orang dan kasih makan sebanyak itu. Jadi kalau seperti itu biasanya memang memiliki usaha. Intinya itu melihat kesederhanaan yang ada," pungkas Safir. (hns/hns)