Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna mengatakan target tersebut lebih dikarenakan proses teknis pekerjaan di lapangan, bukan masalah pendanaan. Menurutnya, pendanaan untuk tol-tol yang saat ini tengah dikerjakan berjalan dengan baik, termasuk pinjaman utang dari sejumlah negara dan BUMN maupun swasta yang mengerjakan proyek tol yang ada.
Pada tahun 2017, baru ada 133 km panjang tol yang beroperasi dari target 379,2 km. Dengan masih adanya sekitar 240 km panjang tol lagi yang dikejar target pengoperasiannya, sejumlah ruas tol pun diperkirakan ada yang harus ditunda pengoperasiannya alias gagal memenuhi target tahun ini. Berikut fakta lengkapnya:
Target Tol yang Beroperasi Tahun Ini Baru Tercapai 35%
|
Foto: Dok. Setpres
|
Kepala BPJT, Herry Trisaputra Zuna mengakui adanya keterlambatan pada sejumlah ruas tol yang ditargetkan beroperasi. Faktor cuaca dan pembebasan lahan yang membutuhkan waktu lama menjadi hambatannya.
"Tapi ini bukan ini ngeles (cari alasan) ya. Tapi itu fakta di lapangan. Tanpa mengurangi target tadi. Tantangan kita memang harus capai targetnya," ucap Herry.
Dengan realisasi masih ada di angka 133 km, maka masih ada sekitar 240 km panjang jalan tol yang harus dikejar target pengoperasiannya. Untuk itu beberapa ruas yang sebelumnya direncanakan akan beroperasi pada Desember 2017, diperkirakan akan mengalami keterlambatan penyelesaian konstruksi karena pembebasan lahan tadi, sehingga diharapkan dapat dioperasikan pada triwulan I-2018.
"Kami masih ada waktu Desember. Untuk November ini ada Surabaya-Mojokerto dan Soreang-Pasir Koja yang sudah layak fungsi, tinggal peresmian. Kami kejar Solo-Ngawi dan Ngawi kertosono juga. Lalu tol di Lampung," ucapnya.
Cuaca dan Pembebasan Lahan yang Alot
|
Foto: Grandyos Zafna
|
Sebut saja tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Akses Priok dan beberapa ruas tol Trans Sumatera lainnya yang harus menunggu hingga jelang akhir tahun, padahal sebelumnya ditarget selesai pada awal dan pertengahan tahun. Bahkan ada tol yang ditarget beroperasi di triwulan pertama tahun ini namun tak kunjung beroperasi hingga saat ini.
"Memang susahnya bangun tol itu tidak seperti beli mobil. Ada uang saja tidak cukup, karena butuh waktu untuk membangunnya lagi, dan belum lagi bebasin tanah," kata Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna dalam jumpa pers di Kementerian PUPR, Jakarta.
"Di luar itu, ada faktor cuaca, dan juga dihadapkan pada permasalahan tanah. Di Tol Solo-Ngawi juga ada perlintasan yang mau dibangun tapi terkendala lahannya," sambungnya.
Dengan target pengoperasian yang kerap molor, Herry baru bisa menjanjikan target pengoperasian tol hingga 2019 nanti adalah 1.000 km. Sebelumnya pemerintah menambah target pengoperasian tol hingga 1.852 km sampai 2019 nanti.
"Itu dengan asumsi-asumsi yang kita buat berdasarkan kesiapan, waktu dan effort yang bisa dilakukan badan usaha. Terakhir di 1.852 km itu tetap kita janjikan itu bisa dicapai sampai akhir 2019," tukas Herry.
Ruas Tol yang Diproyeksi Gagal Beroperasi Tahun Ini
|
Foto: Lamhot Aritonang
|
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna, mengatakan pengadaan lahan dan intensitas hujan yang cukup tinggi tahun ini menjadi tantangan membuat realisasi pekerjaan di lapangan bisa mencapai targetnya.
"Misalnya Pejagan-Pemalang, seksi 3 dan 4. Kalau dilihat di lapangan, seksi 3 nya masih oke. Seksi 4 kalau dilihat timbunannya masih butuh lebih. Nah kita kan rasional, mana musim hujan begini. Agak sulit dia untuk seksi 4 nya," katanya.
Demikian juga untuk Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi. Padahal progres seksi I Tol Bocimi yang sampai ke Cigombong saat ini sudah mencapai 70%.
"Utamanya tanah tadi memang belum utuh. Bekerja sambil jalan. Seperti di Manado, sudah kerja sampai ujung, tanahnya mentok yang ke sebelah. Karena yang punya tidak mau. Disewa juga enggak mau. Kalau dia mau sewa, pasti disewa. Itu yang agak repot," sambungnya.
Dengan demikian, hingga akhir tahun nanti diperkirakan target tol yang beroperasi tahun ini hanya mencapai angka 74% atau sekitar 280,6 km.
Adapun ruas-ruas yang akan beroperasi hingga akhir tahun nanti menyisakan Seksi lB, ll, lll (Sepanjang-SS Krian) 15,4 km dari ruas Surabaya-Mojokerto, Soreang-Pasirkoja 8,1 km, Solo-Ngawi (SS Solo-Widodaren) 53,7 km, Ngawi-Kertosono Seksi I-lll (SS Ngawi-Wilangan) 56,5 km dan Bakauheni-Terbanggi Besar 13,9 km (Paket 1 Segmen Pelabuhan Bakauheni-SS Bakauheni dan Paket 2 Segmen SS Lematang-SS Kotabaru).
Halaman 2 dari 4











































