Jabat Dirjen Pajak, Robert Pakpahan Dapat PR Segudang

Jabat Dirjen Pajak, Robert Pakpahan Dapat PR Segudang

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 30 Nov 2017 19:44 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Masa jabatan Ken Dwijugiasteadi sebagai Direktur Jenderal Pajak telah berakhir. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Robert Pakpahan untuk menggantikannya.

Sebagai orang nomor 1 yang baru di Direktorat Jenderal Pajak, tentu banyak PR yang menanti Robert. Banyak hal yang harus dikerjakan dalam rangka reformasi perpajakan.

Ekonom dari PT Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, salah satunya mengejar target penerimaan pajak tahun ini yang sebesar Rp 1.283,6 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau kita lihat isu terkait penerimaan pajak masih menjadi isu. Dalam jangka pendek dan menengah, penerimaan pajak kita masih tergantung komoditas dan aktivitas ekonomi dalam negeri," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Kamis (30/11/2017).

Selain itu tahun depan era pertukaran informasi perpajakan secara otomatis (Automatic Exchange of Information/AEoI) resmi diterapkan. Dirjen Pajak yang baru harus memastikan hal itu berjalan dengan baik, jika tak mau dianggap negatif dari negara-negara lain yang terlibat.

"PMK dan peraturan yang sudah dikeluarkan untuk itu, regulasinya diharapkan optimal," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Robert juga diharapkan mampu mengubah citra pajak. Selama ini pengetatan penerimaan perpajakan melalui berbagai cara menimbulkan ketakutan bagi dunia usaha maupun para konglomerat.

"Ini bisa saja menjadi sentimen tidak bagus. Jadi sosialisasi yang harus diprioritaskan Dirjen Pajak. Bagaimana meningkatkan kepatuhan tanpa harus mengejar-ngejar dan menakut-nakuti," ujarnya.

Meskipun begitu, Robert dianggap mempunyai kapabilitas untuk mengerjakan PR tersebut. Pengalamannya sebagai Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko dinilai cukup mumpuni untuk mengelola perpajakan.

"Pengalamannya sudah cukup banyak, dia bukan orang baru di Kemenkeu. Kita dukung bisa melanjutkan reformasi perpajakan," tutup Josua.

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani mengharapkan agar Dirjen Pajak bisa mengerti kesulitan pengusaha saat ekonomi tengah lesu.

"PR tantangannya Dirjen Pajak dia itu menghadapi situasi ekonomi yang lagi kurang (baik). Sehingga kecederungan tidak tercapainya target (pajak) cukup tinggi karena ekonominya memang enggak naik enggak tumbuh seperti harapan," ujarnya kepada detikFinance.

Hariyadi mengatakan perlu ada langkah khusus dalam melakukan ekstensifikasi pajak dengan cara mencari sektor-sektor yang cukup potensial bisa ditarik pajaknya, seperti online travel agent asing.

"Misalnya kaya sektor saya, online travel agent kan kalau si online travel asing dipaksa BUT diambil pajaknya," kata Hariyadi.

Selain itu, Hariyadi menilai masih banyak sektor yang perlu dilakukan ekstensifikasi untuk meningkatkan potensi penerimaan pajak di tahun depan. "Banyak lah sektor-sektor lain bisa diambil pajaknya," ujar Hariyadi.

Target penerimaan pajak tahun depan, lanjut Hariyadi, mengikuti pertumbuhan ekonomi. Jika ekonomi tumbuh cukup baik, maka penerimaan pajak bisa mencapai target. Sedangkan, jika kondisi ekonomi tidak terlalu bagus, maka penerimaan pajak diprediksi tak mencapai target atau shortfall.

"Tergantung kondisi ekonomi, pajak ikuti ekonomi. Kalau ekonomi tumbuh ya tumbuh," tutup Hariyadi. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads