Kereta Bandara Soetta pada akhir Desember 2017 lalu sudah dilakukan uji coba dengan tarif promo sebesar Rp 30.000. Kemudian, pada Selasa 2 Januari 2018 kemarin, kini tiket kereta bandara pun menjadi normal, yaitu Rp 70.000 sekali jalan.
PT Railink selaku operator kereta bandara mengusulkan kenaikan tarif kereta bandara dari saat ini Rp 70.000 menjadi Rp 100.000. Kalau disetujui, kenaikan ini akan berlaku Maret 2018. Jokowi pun merespons usulan dari anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) dan PT Angkasa Pura II (Persero).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikFinance pun melakukan polling melalui Twitter @detikfinance. Polling dilakukan sejak kemarin (3/1) dan berakhir hari ini sekitar pukul 10.15 WIB.
Hasil polling selama 22 jam tersebut menghasilkan 16% yang setuju dan 84% tidak setuju dari 6.221 pembaca yang ikut meramaikan polling kenaikan tarif Kereta Bandara Soetta menjadi Rp 100.000. Berbagai alasan yang disampaikan pembaca detikFinance melalui Twitter pun beragam.
"Perlu dinaikkan untuk kepentingan bersama," cuit akun @Ocehanhatiku.
Pembaca lain, Arie May Wibowo juga mengaku setuju jika tarif Kereta Bandara Soetta dinaikkan menjadi Rp 100.000. Ia mengungkapkan, penyesuaian tarif tersebut bertujuan untuk memaksimalkan perawatan fasilitas kereta Bandara Soetta.
"Setuju banget sebenarnya, bukan kenapa-kenapa, agar long term perawatannya jelas. Indonesia enggak boleh manja dengan harga murah, toh baik kereta bandara bukan buat daily use," ujarnya.
Komentar setuju terhadap rencana kenaikan tarif kereta Bandara Soetta diutarakan Daus melalui akun @dausaja1234. Ia mengungkapkan kenaikan tarif tersebut bisa dilakukan dengan peningkatan pelayanan kereta layaknya kereta Bandara Kualanamu di Sumatera Utara.
"Mending Rp 100.000 tapi kualitas dan pelayanan ditingkatkan kaya di Bandara Kualanamu Rp 100.000 juga, enggak masalah. Semua ada kelasnya. Enggak mampu pakai Damri Rp 40.000. Kalau enggak mau ribet pakai mobil pribadi, gampang kan," ujarnya. (ara/zlf)