Sandiaga Kagum dengan Bos Ratu Prabu yang Mau Bangun LRT

Sandiaga Kagum dengan Bos Ratu Prabu yang Mau Bangun LRT

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 05 Jan 2018 18:00 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) telah menyampaikan minatnya untuk membangun Light Rail Transit (LRT) sepanjang 400 km di Jakarta. Rencana itu pun disambut baik oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Sandi mengaku cukup senang menerima tawaran dari perusahaan tersebut. Bahkan sang Bos Ratu Prabu Burhanuddin Bur Maras sendiri yang menyampaikan niatan tersebut.

Sandi mengaku kagum dengan sosok Bur Maras. Di usia yang sudah senja pebisnis itu masih mau berkontribusi membangun infrastruktur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Burhanuddin Bur Maras salah satu orang tersukses. Dia pebisnis Indonesia yang sudah lama sekali makan asam garam dari jaman LNG Bontang dan besar di migas. Beliau juga besar di bisnis properti dan alhamdulillah di usia 81 tahun masih memikirkan membangun infrastruktur," tuturnya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (5/1/2017).

Padahal, lanjut Sandi, proyek tersebut juga rencananya baru akan dimulai pada 2020 dan progresnya diperkirakan mencapai 5 tahun. Belum lagi biasanya bisnis infrastruktur membutuhkan waktu yang cukup lama untuk balik modal.

"Baru dibangun 2020 dan biasanya tiga puluh tahun kan kalau itu masa yielding-nya. Di sana dia sampaikan, cukup mengharukan ya di ujungnya bahwa deadline ini saya membangun untuk anak-cucu dan bangsa Indonesia. Jadi alhamdulillah ya kami mendukung," tuturnya


Sandi juga mengaku kaget, ternyata Bur Maras sudah menyampaikan minatnya tersebut terlebih dhaulu ke BPTJ dan Kementerian Perhubungan. Menurutnya hal itu menunjukkan minat yang cukup serius.

"Rupanya sudah banyak sekali interaksinya dengan BPTJ dan Kemenhub. Jadi kemarin itu pertama kali ke Pemprov sebelumnya sudah ke sana," tuturnya.

Sandi menjelaskan, proyek ini diperkirakan akan membutuhkan nilai investasi sekitar US$ 25 miliar. "Sebetulnya itu antara Rp 350 triliun sampai 400 triliun totalnya," pungkasnya.

(ang/ang)

Hide Ads