Ini Dampak Perceraian ke Keuangan Keluarga

Ini Dampak Perceraian ke Keuangan Keluarga

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 08 Jan 2018 12:52 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Tidak ada keluarga yang menginginkan perceraian. Namun jika sudah tidak ada jalan lain, apa boleh buat?

Tahukah anda bahwa perceraian bisa berdampak besar ke keuangan keluarga? Perencana Keuangan Safir Senduk mengatakan, bercerainya pasangan suami-istri akan menyisakan dampak bagi kondisi finansial keluarga, yakni kedua pasangan dan juga anak.

Utamanya karena salah satu pasangan akan kehilangan sumber pencari nafkah, lantaran keuangan masing-masing setelah bercerai telah terpisah meskipun ada perjanjian yang mungkin sudah disepakati oleh kedua pasangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebetulnya semua kembali ke keluarga itu, siapa yang tadinya pegang uang. Ketika suaminya yang dapat penghasilan, mungkin suami hanya kasih uang belanja saja, sisanya suami yang pegang. Ada orang ketika bercerai, si suami enggak mau lagi teruskan menanggung istri atau anaknya sebagian. Biarpun sudah diperintah pengadilan dan istrinya pun bilang iya-iya saja," katanya kepada detikFinance saat dihubungi di Jakarta, Senin (8/1/2017).

"Jadi ada efeknya terhadap keuangan. Mungkin hilangnya pencari nafkah dalam keluarga, termasuk anak. Terutama si pencari nafkah kalau tidak mau meneruskan menafkahi keluarga. Atau ada juga yang kasih uang hanya khusus untuk anak. Tapi masalah bukanlah masalah, tapi bagaimana sikap kita menghadapi masalah, itulah masalah yang harus dijawab," tambah Safir.



Untuk itu, kata Safir, penting bagi sebuah keluarga, baik istri maupun suami untuk memiliki tabungan atau simpanan masing-masing, meskipun saat sudah berkeluarga. Hal ini untuk memitigasi risiko hilangnya sumber pencari nafkah dalam keluarga, terutama jika pasangan tersebut sudah memiliki anak.

Baca Juga: Ini Daftar Perceraian Termahal di Dunia

"Jadi suami dan istri punya tabungan sendiri-sendiri, atau rekening tabungan untuk membayar pengeluaraan bersama misalnya. Jadi kalau ada apa-apa, misalnya ada yang cedera janji, si istri atau suami tetap bisa memenuhi pengeluaran keluarganya," tutur dia.

"Karena kalau ada apa-apa, paling enggak si istri atau suami punya tabungan yang bisa dia gunakan untuk kebutuhan keluarganya. Minimal tabungan masing-masing itu ada supaya si pasangan tadinya ini bisa meneruskan hidupnya dari tabungannya itu," jelasnya.

Selain itu, masing-masing pasangan juga perlu memiliki keahlian dalam berusaha mendapatkan penghasilan. Menurut Safir, sering kali pasangan yang telah berkeluarga melupakan hal ini, termasuk untuk tetap memiliki investasi masing-masing.

"Jadi si suami maupun istri, walaupun ada salah satu pihak yang tidak bekerja, entah suami atau istri, dia tetap harus punya keahlian mencari uang. Jadi jika sewaktu-waktu dia terpaksa bercerai dan pasangannya memutuskan tidak mau meneruskan menanggung keluarga, maka dia tetap bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan," pungkasnya.

Salah satu tokoh yang sedang heboh gara-gara kabar perceraian adalah mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama. Pria yang akrab disapa Ahok itu menggugat cerai istrinya, Veronica Tan.

(eds/ang)

Hide Ads