Hal tersebut disampaikan Syahrul usai melihat stok beras Sulsel di gudang Bulog bersama Wali kota Makassar dan Kepala Dirjen Tanaman Pangan, Sabtu (13/1/2018) Sore.
"Sulsel dapat bertahan hingga 20 bulan. Di sini ada 82.000 ton, karena itu jika ada perintah menteri nanti, angkut saja (beras) ini ke seluruh provinsi 34 provinsi masing masing ambil 2.000 ton," ucap Syahrul usai menggelar sidak beras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahrul menegaskan, di bulan Januari ini Sulsel akan memulai panen padi di beberapa kabupaten.
"Sulsel 17 Januari mulai panen awal, di Bone, Sopeng, Wajo, Luwu dan seterusnya. Di satu kabupaten 350 hektar, dari Januari sampai awal Maret ada 1.500 ton kalau begitu 82.000 ton kasih keluar saja dulu," lanjutnya.
Berkurangnya stok beras secara merata di berbagai kota di Indonesia memaksa Kementerian Perdagangan memutuskan untuk mengimpor beras.
"Impor yang direncanakan pemerintah tidak haram, kita maklumi kondisinya. Bisa saja, karena cuaca dan lain lain jadi perlambatan," ucap Syahrul.
Kepala Dirjen Tanaman Pangan, Sumarjo Gatot Irianto memuji murahnya harga beras di Sulsel, dengan kualitas beras yang baik.
"Rp 9.000, di bawah HET medium, kualitasnya premium tapi dijual medium, harganya di bawah medium, Sulsel dua langkah ke depan, mutunya baik harganya murah," kata Sumarjo.
Sementara menurut Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, kota Makassar bisa menjadi barometer di sektor padi.
"Makassar barometer Indonesia, aman-aman saja, kalau harga naik masyarakat informasi ke saya. Ini belum ada info masuk dari warga soal kenaikan harga beras," ungkap Ramdhan.
Sekedar informasi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, sudah mengeluarkan izin PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam.
![]() |