Tingginya Harga Beras Bisa Dongkrak Inflasi Januari

Tingginya Harga Beras Bisa Dongkrak Inflasi Januari

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 15 Jan 2018 15:11 WIB
Foto: Citra Fitri Mardiana/detikFinance
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menilai, tingginya harga beras yang terjadi sejak awal Januari sampai dengan minggu kedua di bulan yang sama memberikan andil terhadap inflasi cukup tinggi.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, bobot beras ke inflasi cukup tinggi yakni sebesar 3,8%.

"Sampai dengan minggu ke-II memang akan berpengaruh ke inflasi (Januari). Tapi mudah-mudahan di minggu III-IV bisa dikendalikan harga berasnya, karena bobot beras ke inflasi 3,8%, cukup tinggi," kata Yunita di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebutkan, tren kenaikan harga beras masih ada mengingat akhir bulan masih ada sekitar dua minggu lagi. Untuk di dua minggu awal Januari setidaknya kenaikan harga beras terjadi sekitar 3%. Dikhawatirkan jika tidak ditekan akan memberikan pengaruh besar terhadap inflasi Januari 2018.

"Sampai minggu ke-II masih ada kenaikan sekitar 3% harga beras. Bobotnya cukup tinggi, kalau ada kenaikan harga beras dikit saja, akan berpengaruh ke inflasi," tambah dia.

Dia menceritakan, pada inflasi Desember 2017 beras memberikan andil sebesar 0,08%. Dia berharap, musim panen yang dalam waktu dekat terjadi mampu memenuhi kebutuhan nasional, sehingga harganya bisa ditekan kembali.

Mengenai impor beras khusus yang sebanyak 500.000 ton juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menekan tingginya harga beras nasional.

"Mudah-mudahan enggak naik lagi, mudah-mudahan pemerintah bisa mengendalikan harga beras, dengan adanya impor beras akan membantu ke sisi suplainya. Kemarin kan sempat di beberapa pasar ada yang langka, kalau suplai dibantu, bisa menekan harga beras," tukas dia. (ara/ara)

Hide Ads